Mohon tunggu...
Abinzilous
Abinzilous Mohon Tunggu... Penulis - Masih mencari jejak-jejak ilmu

Penulis biasa yang masih serbasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melati

20 Februari 2020   21:59 Diperbarui: 20 Februari 2020   21:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bau aroma melati mulai datang lagi tapi lebih menyengat dari yang pertama. 

Aku pikir itu hal biasa, kejadian ini mulai tak biasa saat aku mendengar langkah kaki dari dapur. Dapurku sangat luas, aku pikir nenek aku yang baru saja pulang karena pintu menuju kebun yang paling dekat hanya melalui pintu dekat dapur. Aku memanggil nenek ku, tidak ada jawaban. Langkah kaki itu semakin terdengar jelas, aku jadi merinding. 

Ditambah dengan suara orang berbisik yang padahal saat malam hari, ruang tamu ku pasti akan terasa sepi sekali. Waktu itu, ruang tamu terasa ramai, bagaikan pasar. 

Lagi-lagi hal janggal terjadi lagi, deritanya di dinding dan suara gamelan yang samar-samar terdengar lirih. Keadaan mulai menjadi horror. 

Aku yang mulai ketakutan, duduk di ujung ruangan, sembari melihat sekeliling yang sebenarnya sepi namun terasa ramai. Acara di TV yang kebetulan sedang membicarakan tanda-tanda keberadaan hantu, mulai membahas bau melati. Bau melati merupakan tanda kemunculan dari hantu perempuan. Jika kamu mencium aroma ini, padahal tidak ada bunga melati di dekat kamu, artinya ada kuntilanak atau hantu-hantu perempuan yang sedang mendekatimu. 

"hihihihihihi!"


puncak dari kejadian itu terjadi, suara ketawa seorang wanita terdengar dengan sangat jelas. Aku diam membeku, ingin rasanya menelepon seseorang tapi tanganku yang juga ikut membeku tidak dapat memegang telepon ku sendiri. 

10 menit sudah aku duduk diam di pojok ruangan, nenek ku pun tiba dan langsung kaget melihat diriku yang diam kaku dipojok ruangan serta mengucurkan keringat. Yang setibanya nenekku, hal-hal mistis tadi tiba-tiba menghilang. 

Setelah memenangkan diriku, akupun menceritakan seluruh kejadian yang kualami. Nenekku yang mengetahui apa masalahnya langsung memberitahu diriku jika aku melewati sesuatu yang dianggap oleh masyarakat penting, sebaiknya aku harus menghormati nya. Bertindak sopan. Kita tak akan tahu apa yang akan terjadi jika bertindak tidak sopan. 

Akupun mengangguk paham, lalu segera tidur saat adikku yang baru saja tiba dari rumah bibi. 

Keesokan paginya, aku segera pamit kepada nenek dan adikku, lalu siap berangkat kembali ke Jakarta menggunakan mobil yang ku kendarai sendiri. Nenek menyuruh aku berangkat setelah subuh agar tidak ada hal-hal aneh yang akan mengganggu diriku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun