Mohon tunggu...
Abid FathurrahmanArif
Abid FathurrahmanArif Mohon Tunggu... Guru - Terus belajar untuk menjadi lebih baik

Lahir di Jakarta, 4 September 1998 di Jakarta. Alumnus Prodi Arab Universitas Indonesia , dan sekarang sedang menempuh kuliah pascasarjana di Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia. Aktivitas selain kuliah adalah mengajar dan menjadi Kepala Pesantren/ Mudir Kosan Yayasan Belajar Islam dan Bahasa Arab (BISA) Kukusan, Beji, Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diskusi Publik Rekonsiliasi Palestina sebagai Upaya Mencapai Integritas Politik Palestina

8 Oktober 2023   09:51 Diperbarui: 8 Oktober 2023   13:07 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[DISKUSI PUBLIK REKONSILIASI PALESTINA SEBAGAI UPAYA MENCAPAI INTEGRITAS POLITIK PALESTINA]

Narasumber :

1. H. E. Dr. Zuhair Al-Sun (Duta Besar Palestina untuk Indonesia) 

2. Dr. Muqaddam Cholil, MA. (Penasehat KNRP) 

3. Dr. Mulawarman Hanase, Lc., MA.Hum. (Dosen Kajian Timur Tengah dan Islam SKSG UI) 

4. Bagus Hendraning Kobarsyih, M.Si. (Direktur Timur Tengah Kemenlu RI) . 


Penulis : 

Abid Fathurrahman Arif 

Mahasiswa Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia dan Anggota Islamic and Middle East Research Centre University of Indonesia

 

Beberapa catatan inti dari tema diskusi bersama narasumber sebagai berikut : 

1. Penjajahan Israel atas Palestina mengakibatkan keterpurukan sosial, ekonomi, dan politik Negara Palestina semenjak 90 tahun disebabkan persaingan politik identitas gerakan Zionisme dan negara-negara Super Power era modern 

2. Menyikapi kebijakan politik dalam negeri Palestina harus dilakukan secara obyektif dan komprehensif agar mendamaikan semua pihak, agar tidak menimbulkan mispersepsi yang tidak sesuai dengan fakta untuk mencegah konflik yang terjadi karena hal tersebut 

3. Konfrontasi antara kelompok Hamas dan Fatah mengakibatkan kelemahan persatuan masyarakat Palestina, tetapi dilain sisi kedua kelompok tersebut berusaha mewujudkan langkah politik untuk kemerdekaan Palestina 

4. Upaya dialog dalam mendamaikan pihak Palestina dan Israel telah dilakukan secara berkala dan menyesuaikan situasi dan kondisi walau belum menghasilkan kemerdekaan yang murni disebabkan konflik internal dan eksternal 

5. Bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina tidak terbatas ke Gaza, karena terdapat kurang lebih 6 juta pengungsi Palestina yang tersebar ke negara-negara Arab dan sekitarannya yang juga membutuhkan bantuan hal tersebut. Walau begitu, sebagiannya sudah terakomodasi menjadi tenaga kerja yang dapat tercukupi kehidupannya. 

6. Dukungan internasional terhadap kemerdekaan Palestina dan menolak legitimasi kekuasaan Israel adalah dukungan diplomatik yang diharapkan di United Nations 

7. Penyatuan visi dan misi masyarakat Palestina dan umat Islam (secara umum) terhadap urgensitas kemerdekaan Palestina dengan pendekatan sudut pandang ideologi dan historis.

Secara ideologis, mayoritas masyarakat Arab Palestina beragama Islam yang sudah selayaknya mendapatkan perhatian dan dukungan dari masyarakat Muslim seluruh dunia. Bahkan Palestina merupakan tanahnya para Nabi, yang salah satu keistimewaannya sebagai tempat singgah Isra' wal Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebelum menuju langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah dan mengimami para Nabi di Masjidil Aqsha.
Secara historis, masyarakat Arab Kan'aan telah menetap sebagai penduduk lokal (yang kini dikenal sebagai Palestina / Syam selatan) selama ribuan tahun sebelum kedatangan Nabi Ya'qub (Israil) beserta keturunannya (Bani Israil) di tanah tersebut. Seiring perkembangan zaman,  pasca Islam tersebar ke seluruh Jazirah Arab, kaum Muslim telah hidup berdampingan dengan kaum Kristen dan Yahudi selama berabad-abad dan masing-masing memiliki hak yang sama sebagai warga negara.
Penjajahan yang terjadi saat ini di tanah Palestina saat ini sebenarnya adalah persinggungan masalah ideologis historis, yaitu salah satu kelompok Yahudi dari Eropa Barat  yang berideologi politik Zionisme (pendirian negara Yahudi yang merdeka dan berdaulat di Palestina) abad ke-18. Hal ini tidak direstui kelompok Yahudi lainnya dan ditentang umat Islam secara umum di belahan dunia manapun yang dipelopori Sultan Abdul Hamid II (Khalifah terakhir Dinasti Utsmaniyah).

8. Peran akademisi Kajian Timur Tengah dan Islam dalam menyikapi Isu Palestina : 

- Melakukan penelitian lapangan maupun literatur terkait tema Palestina sebagai bekal diskusi solutif dalam lingkup akademis maupun praktis 

- Mengadakan seminar nasional maupun internasional bertemakan Palestina bekerjasama dengan instansi terkait (kementerian, kedutaan besar, lembaga kemanusiaan, dan lain-lain) 

- Menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina berbasis data dan pandangan obyektif melalui tulisan ilmiah, artikel bebas, status media, wawancara jurnalistik di Televisi dan ceramah /seminar di berbagai tempat.

Link Rekaman Seminar Diskusi Publik terkait : 

https://youtu.be/s7EIVulbDyI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun