Mohon tunggu...
Abel Pramudya
Abel Pramudya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

Travelling, photography, bus enthusiast @abelpram

Selanjutnya

Tutup

Trip

Plesiran ke Taman Nasional Tanjung Puting

23 Agustus 2019   22:08 Diperbarui: 24 Agustus 2019   02:00 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Orangutan turun untuk makan di pos Pondok Tanggui, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.

 

Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) jadi pilihan menarik bagi Anda yang suka wisata alam. Orangutan merupakan daya tarik utama di sini. Maklum saja, tempat ini memang dikenal sebagai konservasi orangutan terbesar di dunia. Di TNTP, wisatawan ditawarkan dengan suasana hutan yang hening, keragaman spesies flora-fauna di dalamnya, dan sensasi menyusuri Sungai Sekonyer dan tinggal di dalam klotok (kapal kayu). Tidak hanya itu, TNTP juga bisa menjadi sarana edukasi ataupun penelitian.

Dengan luas 415.040 ha, Taman Nasional Tanjung Puting meliputi wilayah Kecamatan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh, dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Wisatawan dapat masuk ke kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dari Dermaga Kumai yang berjarak 9km dari Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat. Untuk menuju Pangkalan Bun pun mudah, ada penerbangan langsung dari Jakarta, Semarang, Palangka Raya, ada pula layanan bus antarkota dari Pontianak dan Palangka Raya.

Ekowisata di Tanjung Puting sudah dikelola dengan baik. Sudah banyak operator wisata yang melayani para turis berpetualang di Tanjung Puting. Sudah dibuatkan jalan setapak dan jembatan kayu yang memudahkan wisatawan untuk treking di hutan. Selain itu, juga ada pos-pos jaga dengan petugas yang selalu siaga.

Selain Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), Taman Nasional Tanjung Puting juga mejadi rumah bagi Bekantan (Nasalis larvatus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan (Neofelis diardi), dan Kucing Hutan (Felis bengalensis), serta berbagai jenis burung, amfibi, dan reptil. Di Tanjung Puting, juga banyak ditemui beragam jenis tumbuhan Kantong Semar  (Nepenthes terutama N. mirabilis), Nyatuh (Palaquium scholaris), Bakau (Rhizopora apiculata), Nipah (Nypa fructicans), ragam jenis Rotan (Calamus spp.), dan Pandan (Pandanus tectorius), serta berbagai vegetasi lainnya, seperti anggrek-anggrekan. Salah staunya, Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) yang merupakan jenis anggrek langka dan dilindungi. Keragaman spesies ini disebabkan bervariasinya ekosistem yang ada di Taman Nasional Tanjung Puting, mulai dari hutan kerangas (hutan tanah kering), hutan tropika dataran rendah, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pantai, sampai hutan mangrove. Hal tersebut menjadikan Tanjung Puting sebagai salah satu taman nasional dengan keamekaragaman hayati terkaya di Indonesia.

Untuk menelusuri Taman Nasional Tanjung Puting, paling tidak butuh waktu 3 hari 2 malam. Wisatawan akan dijemput dengan 'kapal pesiar' tradisional yang terbuat dari kayu ulin, sebagai alat transportasi sekaligus rumah selama berada di taman nasional. Memasuki area taman nasional, pengunjung disambut 'tugu' dengan patung Orangutan besar bertuliskan "Welcome to Tanjung Puting National Park". Wisatawan dibawa menyusuri Sungai Sekonyer dengan airnya yang hitam, tetapi sebenarnya bening. Warna tersebut berasal dari akar pepohonan.

Destinasi pertama adalah Kamp Tanjung Harapan. Di dekat 'tempat parkir' kapal, terdapat pusat informasi yang berisi segala informasi lengkap tentang Taman Nasional Tanjung Puting, Orangutan, dan ekosistem di taman nasional tersebut. Bahkan, ada pula awetan dan fosil satwa yang tinggal di Tanjung Puting juga dipamerkan di pusat informasi tersebut.

Salah satu barang yang dipamerkan di Pusat Informasi Tanjung Harapan.
Salah satu barang yang dipamerkan di Pusat Informasi Tanjung Harapan.

Setelah itu, wisatawan akan diajak treking sekitar 20 menit menuju pos feeding Orangutan. Di sana terdapat beberapa deret kursi sederhana yang dibuat dari kayu. Kemudian ada pembatas dan sekitar 3-5 meter dari pembatas tersebut, ada panggung-panggung kayu di mana Orangutan datang dari pelosok hutan untuk makan buah-buahan yang diberikan oleh Ranger (penjaga).

Hutan Tanjung Puting memiliki kelembaban yang tinggi, di atas 80%. Hal ini menyebabkan tubuh banyak berkeringat, perlu diseimbangi dengan banyak minum air mineral. Selain itu, siapkan juga lotion antiserangga untuk mengantisipasi gigitan nyamuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun