Mohon tunggu...
Musang Sama
Musang Sama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika suara kebenaran telah diamputasi lidahnya, maka dendam akan selalu menganak-pinak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayang, Aku Cinta Padamu

1 September 2013   17:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang...
Malam berakhir sudah
Rembulan tenggelam oleh fajar
Sayup-sayup kokok sijantan, dan embun berangsur terdengar menyapa pepohonan

Sayang, aku mencintaimu
aku terbang dengan angin
Namun jidatku membentur matahari
Membekas luka nganga dalam jiwa
terperangkap pada asa

Sayang,
aku mengejar rindumu pada gelap
memeluk bintang-gemintang
Seraya membelai cahayanya

Sayang, aku mencintaimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun