Di tengah dinginnya malam dan gelapnya hutan yang seolah menelan suara, teringat malam itu yang harapannya hanya satu kali saya alami ternyata ini kedua kalinya saya ikut dalam kegiatan Caraka Malam. Pertama kali pada tahun 2017 di Pusdikif, Cipatat, dan yang kedua saat mengikuti Pelatihan Dasar CPNS di Puslatpur Dodikjur Rindam VI/Mulawarman pada Juni 2025 ini.
Mungkin untuk beberapa orang, ini hanyalah simulasi atau kegiatan biasa dalam pelatihan. Tapi bagi saya, Caraka Malam adalah cerminan nyata dari makna bela negara: menjaga amanah, bertahan dalam tekanan, dan tetap teguh pada nilai kebenaran.
Pada kegiatan Caraka Malam ini, kami diberi misi membawa pesan rahasia ke titik akhir tujuan. Sepanjang perjalanan, kami tidak hanya harus menjaga fisik agar tetap siaga, tapi juga menjaga mental agar tidak tergoda untuk menyerah pada gertakan dan intimidasi. Musuh datang bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam yaitu rasa takut, kelelahan, dan kebimbangan.
Saya masih ingat jelas bagaimana "musuh" saat perjalanan mencoba menggoda, membujuk, bahkan mengintimidasi. Mereka ingin mengetahui isi pesan yang kami bawa. Beberapa teman tergoda untuk membongkar pesan demi rasa terselamatkan dalam ancaman. Tapi saya belajar satu hal: setia pada amanah adalah inti dari bela negara.
Menghidupkan Api Semangat Bela Negara
Caraka Malam bukan hanya mengenai fisik dan strategi. Di akhir kegiatan, kami dikumpulkan dalam keheningan, menyaksikan Api Semangat Bela Negara yang menyala. Api itu bukan sekadar simbolis ataupun gaya-gayaan. Api itu adalah nyala kesadaran bahwa menjadi ASN bukan hanya bekerja di kantor, tapi siap menjaga keutuhan bangsa dari ancaman apa pun baik fisik maupun ideologis.
Semangat bela negara bukan hanya milik tentara. Ia adalah milik setiap warga negara, termasuk kami para ASN.
Pelajaran untuk ASN Masa Kini
Sebagai CPNS yang sedang menjalani Pelatihan Dasar, saya sadar bahwa kegiatan seperti Caraka Malam adalah metafora kehidupan ASN. Kita diberi mandat, harus menjaga informasi dan kepercayaan publik, dan akan selalu ada "godaan" berupa korupsi, tekanan politik, atau ketidakjujuran yang mengintai.
Mampukah kita setia pada amanah, seperti saat membawa pesan rahasia dalam gelap?