Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tilang Elektronik Untuk Pasangan Kumpul Kebo

23 Januari 2021   09:00 Diperbarui: 23 Januari 2021   10:34 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tilang non-elektronik kumpul kebo. Sumber gambar : CNNIndonesia (Screenshoot)

Permasalahan sosial kompleks apabila jumlah populasi lansia lebih tinggi dibandingkan populasi muda sehingga pembangunan negara terhambat karena ketidakseimbangan populasi.

Belum lagi negara-negara di dunia mengalami ketidakseimbangan gender antara laki-laki dan perempuan sehingga setiap perempuan lebih sulit menikah kecuali mereka siap poligami atau jadi pelakor pada tahun 2021.

Sebelumnya pada tahun 1978, Tiongkok memperkenalkan kebijakan kontroversi, yakni satu anak untuk satu pasangan suami-istri hingga kebijakan ini pun mengalami masalah karena populasi lansia lebih banyak dibandingkan anak muda di Tiongkok.

Negara Tiongkok berencana memasukkan ke dalam kebijakan baru lima tahun ke depan (2021-2025), upaya mendorong naiknya angka kelahiran dan mengatasi naiknya angka populasi lansia dibandingkan tenaga kerja produktif. 

Negara Jepang adalah pelajaran Tiongkok yang kekurangan populasi sebagai sumber kekuatan tenaga kerja. Pada tahun 2010 sampai 2015 populasi Jepang berkurang hampir satu juta orang sedangkan pada tahun 2015 sampai 2025 populasi Jepang berkurang ratusan ribu orang. 

Pada periode yang sama, jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 27% dan diperkirakan meningkat sampai 40% pada 2050.

Formulasi untuk Indonesia diperbolehkan banyak anak terutama untuk kalangan kelas menengah ke bawah sebagai sumber tenaga pekerja (proletar) sedangkan program KB untuk kelas menengah ke (borjuis) dan kelas pekerja (proletar) untuk merencanakan kelahiran yang ideal sampai program pendidikan dan asuransi anak.

Indonesia dikenal sebagai kelas proletar terbaik yang selalu diminta mengisi kekosongan tenaga kerja ahli di Jepang. Pekerjaan berbasis kompetensi dan keahlian teknologi tilang elektronik berpotensi kepada masyarakat proletar Indonesia  menghasilkan kehidupan yang sejahtera juga di Jepang.

Banyak anak muda yang tidak percaya cinta yang buta terutama saat bahas mahar dan kebutuhan rumah tangga. Sebab, hak asasi dalam soal reproduksi akan berhadapan dengan kepentingan dan kewajiban dalam hal penyediaan sarana dan prasarana untuk menyejahterakan seluruh anggota rumah tangga.

Lahir dari keluarga borjuis atau proletar itu memang ketetapan Tuhan namun perencanaan ada pada masing-masing individu. Beruntung yang lahir di Indonesia mereka mendapatkan konsultasi perencanaan gratis dari para pakar, dokter, ahli kandungan dan bidan.

Konsultasi kesehatan reproduksi, teknis reproduksi yang baik, usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sampai alasan rasional penting sanitasi terlebih dahulu sebelum memiliki bayi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun