Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Tionghoa Penjelajahan Cheng Ho Tak Pernah Berhenti di Akhir Zaman

22 Desember 2020   11:55 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:24 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, keturunan yang baik adalah harta paling berharga etnis Tionghoa

Jika ada anak muda suku Hui yang pernah berhenti berdoa dan berharap untuk aksi nyata. Berarti kita memiliki kesamaan untuk mewujudkan  setiap harapan hingga pada akhirnya kita paham semua adalah tanggung jawab ada ditangan masing-masing. Rasa semangat  mana lagi harus dipendam oleh keadaan.

Dari kenyataan mulia ini terjadi akulturasi budaya suku Hui dan suku Jawa di Indonesia hingga sekarang. Banyak orang Jawa heran dan kagum dengan suku Hui karena meskipun orang Tionghoa memiliki hidung mancung ramping, memiliki kulit terang berpadu dengan tulang pipi yang tinggi dan mata agak sipit.

Dokumen Pribadi : Pria Asia tampan dari masa ke masa hingga akhir zaman tapi jangan sebut dewa
Dokumen Pribadi : Pria Asia tampan dari masa ke masa hingga akhir zaman tapi jangan sebut dewa

Salah satu kelebihan suku Hui ialah good looking sehingga pria dari suku Hui tidak sulit transformasi dari jomblo untuk mendapatkan pasangan apalagi kalau bisnis sedang meningkat lebih dari satu bukan rahasia lagi. Penggerak bernilai sangat besar sekali dalam memberi corak dan memperkaya kebudayaan ketika memiliki istri dari suku Jawa, suku Arab, suku Hui dan suku Nordik dari Eropa yang berambut pirang yang tinggal di Amerika Serikat.

Proses mempersuting  wanita berbeda yang bersifat religi dan tradisi mempercepat perdagangan ulung untuk memasarkan produk Indonesia, Arab, Amerika dan China ke penjuru dunia. Misalkan, Kamu memiliki komoditi tapi tidak mengetahui kultur dan budaya di masyarakat Jawa. Poligami bisa dimusyawarhkan keluarga.

Poligami ibarat sesuatu yang istimewa. Semua pria ingin mencapainya tapi sedikit pria yang menunjukkan keunggulan yang nyata.

Maka, kamu bisa minta istrimu untuk mencari orang Jawa untuk dinikahi sambil mengembangkan perdagangan berbasis nilai rantai suplai sangat besar sekali dalam memberi perekonomian di Indonesia. Begitu juga, kamu saat menikahi orang Arab dan orang Amerika Serikat. Ini karena zaman dahulu belum ada big data untuk menampung data dan fakta kebiasaan orang-orang di penjuru dunia.

Corak poligami memperkaya kebudayaan dan ekspansi bisnis tanpa perang. Penerimaan perdagangan sebagaimana adanya dan memperlakukan istri-istri secara baik sebelum mitra bisnis. Kita bisa mendengarkan istri  dengan bahasa asing yakni Jawa, Inggris, dan Arab kemudian menirunya. Orang dari suku Hui menirukan bahasa dari istri mereka untuk berhadapan dengan mitra bisnis mereka.

Seseorang Tionghoa sejati terutama dari suku Hui berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya. Pada saat yang sama mereka tidak sadar kita berbeda karena budaya itu mulai dipelajari dari istri-istri yang berbeda sehingga negosiasi menjadi win-win solutions.

Bisnis sering menjatuhkan tapi orang Tionghoa mengangkat seluruh bisnis penjuru dunia. Kita saling menguatkan dan berhimpun dalam keadaan sama-sama untung.

Poligami menjadi unsur-unsur sosio-budaya ini memang unik. Itulah mengapa alasan wanita suku Hui tidak mengalami kesulitan mengizinkan poligami. Kebhinekaan dalam rumah tangga dari istri berbeda menghasil makanan berbeda, pakaian berbeda dan komunikasi cinta berbeda sehingga luar biasa bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun