Mohon tunggu...
Abdu Rozaqi
Abdu Rozaqi Mohon Tunggu... - -

Stay Foolish, Stay Hungry

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Israelisasi Eropa dan kekonyolan Charlie Hebdo

19 September 2015   21:54 Diperbarui: 19 September 2015   21:59 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Eropa saat ini sedang di-Israel-kan. Dalam artian negara-negara di Eropa yang berusaha mendukung kedaulatan Palestina sedang di-sterilkan agar kembali ke pada perspektif Israel (dengan menegaskan bahwa tidak ada yang namanya kemerdekaan bagi Palestina) dan kembali pada upaya diplomasi mengulur waktu yang dilakukan Paman Sam. Israel ibaratnya seperti kebakaran jenggot ketika satu per satu negara-negara Eropa mulai menyatakan suara mereka untuk memperjuangkan hak Palestina untuk merdeka. Saat ini negara-negara Eropa Timur seperti Ukraina, Czech, Polandia, serta negara lainnya bersuara lantang agar menuntut Palestina bebas dari penjajahan Israel. Netanyahu seperti "kesetanan" ketika Parlemen Swedia yang berada di wilayah Eropa bagian Barat mewacanakan untuk mendukung Palestina sepenuhnya. Langkah berani Swedia adalah salah satu faktor pemicu mengapa Israel (melalui agen Mossad mereka), merencanakan untuk menerapkan taktik False Flag Operation (Taktik Operasi Bendera Palsu) di negara Eropa yang mendukung terang-terangan kemerdekaan Palestina. Langkah Mossad dan CIA dalam menciptakan teror FFO merupakan langkah jangka panjang untuk membuat Eropa kembali ke dalam pangkuan Amerika dan menjadi negara yang tidak "terlalu mengganggu" kepentingan Nasional Israel. Mengingat Israel akan selalu menganggap bahwa jika Palestina merdeka, militer mereka akan bangkit, Hamas akan menjadi suatu pergerakan pembebasan yang mengerikan, disamping Palestina (tidak ada yang tidak mungkin) akan mendapat bantuan kemanusiaan dan persenjataan dari negara-negara yang selama ini mendukung mereka.
Upaya Israelisasi Eropa dipandang perlu bagi Netanyahu yang tampaknya terlalu paranoid terhadap kekuatan dan ancaman Palestina di masa mendatang. 
Charlie Hebdo adalah salah satu operasi rekayasa (FFO) intelijen lain yang tidak banyak diketahui masyarakat awam, sama halnya dengan kasus 9/11 (dimana dilakukan Mossad dan CIA, serta elemen-elemen lain yang turut andil dalam merekayasa 9/11 seperti NSA, FBI, dan badan-badan pemerintahan AS lainnya yang "disusupi" pengaruh kekuatan zionis). 
Bedanya, kasus rekayasa Charlie Hebdo di Perancis dilakukan Mossad (Israel) dengan tujuan untuk membuat Eropa kembali dilanda demam Islamphobia, yakni suatu ketakutan berlebihan terhadap Islam yang dibangkitkan melalui teror bom dan serangan teroris. Meskipun begitu, kasus Charlie Hebdo banyak memiliki "celah-celah" kekurangan, dimana para pelaku di dalam rekaman penyerangan kantor berita Charlie Hebdo berteriak "Allahu-Akbar" tetapi bergerak tidak terlalu radikal atau tidak mengalami ketakutan terhadap apapun. Lazimnya, teroris (dalam artian teroris sebenarnya dan bukan merupakan agen intelijen) akan waspada dan berlari seperti layaknya teroris, menembak seperti layaknya teroris, dan bergerak seperti teroris. Bukan video berisikan agen-agen Mossad yang menyamar menyerang kantor berita satir di Perancis lalu polisi-polisi dan intelijen Perancis seperti macan ompong yang tahu sesuatu tetapi menutup mulut mereka rapat-rapat.
Dunia ini dilanda kebodohan dan kebohongan. Jika tidak kebodohan, maka kebohongan. Jika tidak kebohongan, maka kebodohan. Itulah yang terjadi sebenarnya dimana dengan dua hal tersebut banyak orang memanfaatkannya bagi kepentingan mereka yang lebih besar.
Ada slogan konyol "Je Suis Charlie" (I am Charlie) yang katanya merupakan slogan kebebasan dan hak berekspresi. Saya menyebutnya slogan konyol dan penuh intrik didalamnya. Mengapa orang-orang di dunia bersimpati terhadap Perancis atas serangan rekayasa kelicikan Mossad agar menjauhkan Perancis dari simpatinya terhadap Palestina serta mendekatkan Perancis agar lebih dekat kepada Barat, namun di sisi lain tidak ada slogan semisal Je Suis Palestine dan semisalnya. Ada apa ini? Apakah korban teror Charlie Hebdo lebih berharga daripada ribuan korban Palestina yang selalu diteror dan dibantai oleh IDF (Israel Defense Forces). Maka dari itu saya mengatakan itu kekonyolan. Ketidaktahuan warga masyarakat dunia atas apa yang sebenarnya terjadi. Jika anda mengatakan mana buktinya Israel atau Mossad melakukan teror Charlie Hebdo. Anda cari sendiri di Google, membaca banyak artikel bahasa inggris, bergaul di forum-forum politik dan konflik, ibaratnya di Google semua rahasia ada, cuma banyak orang malas mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tulisan ini bukan untuk menantang anda mencari bukti, tetapi lebih menggambarkan bahwa kebodohan dan kebohongan itu memang ada, dan dilakukan dalam usaha Barat mendekatkan kembali Eropa ke dalam pangkuan mereka. Israel gerah dengan negara-negara Eropa yang menurut mereka seenaknya saja mendukung Palestina. Amerika juga (walaupun mendapat tekanan dari kekuatan zionis dalam pemerintahan) merasa bertanggung jawab atas negara-negara Eropa yang bisa dikatakan melenceng keluar dari "Zona Barat" yang sudah di-Israelisasi. Zona dimana Barat itu adalah NATO, zona dimana Amerika adalah Bapak dari komunitas negara Barat, zona dimana semua negara harus satu suara, dan zona dimana dukungan terhadap Israel adalah mutlak. Itulah yang diinginkan Barat.
Saat Swedia berani angkat suara mendukung Palestina, saat itu juga Parlemen Perancis menyatakan tekad mereka mendukung Palestina untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Dimana Amerika selalu memberikan seribu alasan agar diplomasi berjalan alot, dan kalau bisa berjalan ditempat dengan mengatakan bahwa diplomasi Palestina-Israel hanya dapat dilakukan dengan perundingan langsung dengan Israel. Lho, Apa tidak gila Amerika?
Perundingan langsung? Tentu saja Israel tidak akan pernah mengijinkan Palestina merdeka? Apa yang harus dirundingkan? Mengapa berunding kepada Zionis yang tidak pernah mengakui Palestina merdeka? Itu merupakan hal bodoh menurut saya. Amerika seperti melempar tanggung jawab masalah Palestina-Israel kepada Israel yang jelas-jelas menolak kedaulatan Palestina. 
Itulah sebabnya Hamas bangkit. Bukan karena tidak menyukai skema kapitalis Barat atau tidak menyukai Amerika, melainkan ingin memperjuangkan hak-hak Palestina yang selama ini tidak pernah atau sengaja tidak pernah diselesaikan. Malah, Hamas dikatakan sebagai organisasi teroris?
Amerika pintar tapi bodoh. Diplomasi tentu akan jalan ditempat atau tidak pernah mencapai kata sepakat jika kedua belah pihak sama-sama ngotot tidak saling mengakui kedaulatan mereka. Amerika sebenarnya bisa menjembatani diplomasi Israel-Palestina dan memperjuangkan Amerika sampai titik darat penghabisan, bukankah Patung Liberty adalah simbol kebebasan? simbol kebebasan bereskpresi Amerika? Buktikanlah bahwa Amerika bukan hanya sekedar simbol. Bukankah Amerika lebih dekat kepada PBB. Dengan PBB, harusnya AS bisa membuat masalah diplomasi berjalan lancar dan menciptakan suatu negara Palestina yang diidam-idamkan. 
Itulah mengapa dulu organisasi radikal PLO (Palestina Liberation Organization) dan kelompok radikal Black September selalu membajak pesawat dan membunuh seluruh warga Israel, karena mereka gerah dengan kaum zionis ini. Sejak eksistensi mereka lenyap, Hamas lah penerus perjuangan Palestina saat ini, tentu saja Hamas memakai senjata. Tidak mungkin Hamas bertangan kosong dalam melawan militer Israel yang memakai Tank. Nah, itulah mengapa Barat melabeli Hamas sebagai organisasi teroris. Mesir juga ikut-ikutan melabeli Hamas dengan pernyataan-pernyataan negatif. 
Semoga tidak ada lagi kekonyolan-kekonyolan seperti Charlie Hebdo dan orang-orang memahami bahwa Eropa saat ini sudah perlahan membuka mata mereka terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
Perancis juga (pada Juni 2015) mengatakan bahwa mereka tidak mungkin mendukung Palestina jika di forum internasional nanti Amerika mem-veto dukungan itu. Menurut mereka itu omong kosong. Jika Amerika akan mem-veto dukungan itu, lebih baik Perancis tidak mendukungnya. Bukan berarti Perancis menolak mendukung Palestina merdeka, tetapi apa gunanya Perancis mendukung Palestina tetapi dalam forum internasional Amerika selalu menolak usulan itu. Itu yang disuarakan Perancis. Perancis ingin Barat satu suara, Perancis ingin jika Perancis mendukung Palestina, Alangkah bijaknya jika Amerika tidak keberatan terhadap dukungan itu. Amerika kan saat ini memang selalu mem-veto kebijakan yang sebenarnya Anti-Israel atau Anti-Barat. Maka dari itu, Langkah-langkah negara-negar Eropa sebenarnya sudah tepat. Tinggal bagaimana Amerika dan PBB menanggapi itu semua. Menanggapi niat baik Palestina untuk merdeka dan tidak sekedar mengulur-ulur waktu selama mungkin (seperti yang dilakukan AS) agar masyarakat perlahan melupakan masalah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun