Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Optimisme di Tengah Rule Of Trend, Refleksi 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

16 Oktober 2025   06:42 Diperbarui: 16 Oktober 2025   06:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Program Unggulan Prabowo Gibran adalah MBG  ( Foto : Kompas.com)

Program MBG (Makan Bergizi Gratis) adalah contoh nyata dari tantangan ini.
Sebuah ide besar yang sebenarnya punya potensi strategis ---
menurunkan angka stunting dan memperkuat sumber daya manusia sejak usia dini.
Standar gizi yang ditetapkan oleh WHO  menegaskan,
perbaikan gizi masa anak-anak adalah fondasi kesehatan publik dan kualitas generasi produktif.

Sayangnya, ketika MBG masuk ke ruang digital, maknanya justru tenggelam dalam gurauan, perdebatan, bahkan politisasi.
Kebijakan bergizi tinggi berubah menjadi konten viral rendah nutrisi.
Fokus publik teralihkan dari substansi gizi dan kesehatan anak ke siapa pengadaan kateringnya.

Padahal jika dikelola serius dengan pendekatan berbasis data,
dan melibatkan UMKM pangan lokal dengan pengawasan standar WHO,
MBG bisa menjadi program unggulan nasional dalam penanggulangan stunting.
Sebuah langkah nyata menuju pembangunan manusia yang benar-benar "bergizi," bukan sekadar populer.

Pemerintah di Era Algoritma

Pemerintahan Prabowo--Gibran menghadapi tantangan baru: bukan sekadar oposisi, tetapi ekosistem atensi.
Rakyat kini bukan hanya pembaca, tapi juga produsen opini.
Satu video pendek bisa mengubah kepercayaan publik lebih cepat daripada laporan menteri.

Program besar pun bisa kehilangan makna hanya karena framing yang salah atau terlalu emosional.
Itulah risiko rule of trend:
pemerintahan bisa sibuk membenarkan persepsi, bukan memperbaiki substansi.

Untuk bertahan di era ini, pemerintah perlu disiplin narasi dan konsisten komunikasi.
Kebijakan baik harus dikawal dengan penjelasan yang jernih,
bukan sekadar slogan dan visualisasi seremonial.

Media: Antara Kebebasan dan Tanggung Jawab

Media online dan televisi harus kembali ke fungsi awalnya: mendidik dan menenangkan publik.
Kebebasan pers adalah pilar demokrasi, tapi juga ujian moral bagi jurnalisme.
Ketika semua sibuk mengejar rating, kebenaran kehilangan tempat.

Kita butuh redaksi yang berani tenang di tengah hiruk pikuk,
yang tidak takut kalah cepat, tapi berani tampil paling jernih.
Bangsa besar tidak lahir dari berita yang keras,
tapi dari informasi yang benar.

Dari Kegaduhan Menuju Inovasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun