Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Antara Mi Kocok dan Dilema Kereta Cepat, Melirik APBN

12 Oktober 2025   08:02 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:02 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara teori, konsep holding seperti Danantara memang bagus.
Ia bisa memperkuat struktur BUMN, menekan duplikasi proyek, dan meningkatkan return ke negara.
Tapi ketika Danantara menjadi penampung rugi dari semua anak usaha,
risiko moral hazard akan membesar.
BUMN yang salah langkah bisa dengan mudah berkata:

"Tenang saja, nanti Danantara bantu."

Kalau dibiarkan, holding ini bisa berubah jadi "lumbung bailout" ---
tempat semua proyek gagal antre minta ditolong.
Mulai dari Mi Kocok Kereta Cepat,
hingga nanti Ayam Goreng Bekasi dan Soto Mie Bogor ikut kirim proposal penyelamatan.

Penutup

Kereta cepat memang keren.
Ia simbol modernitas, kecepatan, dan kemauan bangsa untuk berlari.
Tapi jangan lupa: kecepatan tanpa kontrol bisa bikin nabrak fiskal.

Karena kalau arus uang sudah mengalir seperti Bendungan Jatiluhur,
dan semua pihak ingin ikut menimba di situ,
maka risiko bukan hanya defisit --- tapi juga deviasi moral.

Negara ini tidak kekurangan proyek ambisius.
Yang sering hilang justru rem kewaspadaan.
Dan di sinilah peran orang seperti Purbaya penting:
mengingatkan bahwa Mi Kocok boleh cepat sampai, asal jangan bikin dapur negara ikut mendidih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun