Prostitusi Bukan Soal Moralitas, Tapi Soal Sistem
Melihat prostitusi digital sebagai sekadar penyakit moral adalah cara berpikir lama yang terus gagal. Yang perlu dibahas adalah:
Mengapa mereka hadir?
Apa yang membuat kota baru begitu cepat menyediakan pasar bagi transaksi seks?
Dan mengapa negara hanya bisa melakukan razia tanpa membangun sistem perlindungan?
Kota modern harus berani membicarakan seksualitas, eksploitasi, dan kebutuhan manusia secara terbuka. Bukan untuk melegalkan, tapi untuk mengatur dengan adil dan manusiawi.
Kembali ke Wifi, Nyali, dan Nurani
Dalam buku saya " IKN Hanya Butuh Wifi dan Nyali, Gelombang Ketiga Nusantara: Kajian Hukum dan Narasi Masa Depan Berbasis Data dan Peradaban".
saya menulis bahwa keberanian terbesar dalam pembangunan bukanlah memindahkan istana, tapi memanusiakan sistem. Wifi memang penting. Nyali juga diperlukan. Tapi tanpa nurani dan regulasi sosial yang cerdas, kota masa depan hanya akan jadi etalase palsu yang menyembunyikan perdagangan tubuh di balik sinyal 5G.
Masa depan telah datang. Tapi jika tidak kita atur dengan bijak, ia akan membawa serta sisi gelap yang tak siap kita hadapi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI