Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Biar Tekor Asal Kesohor: PayLater, Pinjol, dan Gaya Mewah

11 Mei 2025   13:47 Diperbarui: 20 Mei 2025   17:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinjaman online menawarkan dana cepat tanpa syarat rumit. Ketika kebutuhan mendesak datang, pinjol terasa seperti dewa penyelamat. Namun, masalah muncul ketika bunga mulai membengkak dan denda keterlambatan terus bertambah.

  • Banyak pengguna akhirnya terjerat dalam siklus:
  • Pinjam ke pinjol A untuk bayar pinjol B
  • Gaji habis buat bayar cicilan, tanpa sisa untuk hidup sehari-hari
  • Skor kredit rusak karena terlambat bayar

Gaya Hidup atau Mentalitas?

Tak bisa dipungkiri, fenomena Biar Tekor Asal Kesohor ini muncul dari tekanan sosial. Ketika teman-teman sudah pakai gadget baru, nongkrong di kafe kekinian, dan liburan ke tempat hits, muncul rasa takut ketinggalan (FOMO).

Namun, perlu dipahami bahwa gaya hidup seharusnya tidak dipaksakan. Jika ingin tampil gaya tapi dengan utang yang menumpuk, sama saja dengan menggali kuburan finansial sendiri.

Sinyal Bahaya, Ketika Gaya Mengalahkan Logika

Di media sosial, flexing memang terasa menyenangkan. Setiap upload foto mewah, ada rasa bangga ketika like dan komentar berdatangan. Tapi apakah sepadan dengan tekanan finansial yang datang kemudian?

  • Tanda-tanda Kamu Mulai Terjebak:
  • Cicilan Melebihi 30% dari Penghasilan:
  • Sudah dalam fase bahaya. Idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% pendapatan bulanan.
  • Gali Lubang Tutup Lubang:
  • Mulai pinjam di pinjol lain untuk bayar pinjol sebelumnya.
  • Dikejar Debt Collector:
  • Tidak mampu bayar tepat waktu, akhirnya dihantui telepon terus-menerus.

Jangan Bangga Kalau Sudah Sampai Tahap "10 Jurus Hadapi Debt Collector"

Ketika sudah berada pada tahap ini, hidup bukan lagi soal flexing tapi bertahan dari tekanan. Kalau debt collector sudah datang, mental harus benar-benar kuat. Jangan sampai gegabah, tetap tenang dan siapkan bukti-bukti.

Namun, jika belum sampai tahap itu, masih ada waktu untuk mengendalikan diri:

  • Tahan Diri Sebelum Klik "Beli": Pikirkan, apakah barang itu benar-benar penting?
  • Cek Bunga dan Denda: Jangan asal setuju tanpa membaca syarat dan ketentuan.
  • Susun Prioritas Keuangan: Jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
  • Bijak dalam Bergaya: Gaya hidup tidak selalu identik dengan barang mahal.

Gaya Hidup vs Realita Utang

Jika kamu tetap memaksakan menggunakan paylater dan pinjol tanpa perhitungan matang, bersiaplah menghadapi dua kenyataan pahit:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun