Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang dan Penulis sejumlah buku

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demi Negeri, Jagalah Hati

5 September 2020   06:45 Diperbarui: 5 September 2020   07:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah menjawab, ''Ada, yaitu api, besi dapat meleleh kalau dipanaskan.''

Para malaikat bertanya lagi, ''Ya Allah, adakah yang lebih kuat daripada api?''

Allah menjawab, ''Ada, yaitu air, api akan padam kalau disiram air.''
Malaikat bertanya lagi, ''Ya Allah adakah penciptaan Engkau yang lebih hebat daripada air?''

Allah menjawab, ''Ada, yaitu angin, angin dapat membawa awan dalam perjalanan yang amat jauh, bahkan badai juga dapat menyebabkan ombak besar yang mampu merobohkan rumah-rumah di pantai.''

Para malaikat bertanya lagi, ''Ya Allah adakah yang lebih kuat dari semua ini?''

Allah menjawab, ''Ada yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah, tangan kanannya memberi sedangkan tangan kirinya tidak mengetahui.'' Ikhlas dalam bersedekah tanpa pamer dan dipuji ternyata lebih dahsyat daripada gunung, besi, air, dan angin. Empat komponen itu adalah vital bagi bumi. Dan, sebuah tatanan masyarakat akan kokoh dan maju jika setiap elemen masyarakat mempunyai rasa ikhlas yang kuatnya melebihi keempat elemen di atas.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (ayat 29), Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (ayat 30) (QS, Al-Fathir: 29-30).

Ikhlas dalam beramal ditentukan oleh hati yang terjaga kesuciannya. Pekerjaan berat yang harus dilakukan manusia adalah menjaga kesucian hati, sebab jika tidak terjaga atau sampai kotor hatinya, maka amal yang dilaksanakan tidak akan banyak menuai maknanya. Amal menjadi sia-sia ketika hati menyuarakan keberatan dan ketidakrelaan. Sebaliknya, amal menjadi bermakna ketika hati memancarkan kerelaan.

Kerelaan membuat seseorang bisa lapang dalam menyemaikan aktifitas atau beramal konstrktuf dan humanistik (kemanusiaan) serta kebangsaan dalam lautan luas negeri. Dalam jiwanya mudah memancarkan sikap anti takabur dan gemar menyuburkan sikap syukur.  Apa yang dikaruniakan Allah selalu disyukuri dan bukan dibenci serta apalagi dicaci maki. Kalau seperti ini, maka konstruksi negeri ini akan kuat, pasalnya setiap pilarnya akan sibuk memberikan hatinya untuk kemaslahatan "yang terbaik buat rakyat".

Hati yang lapang menerima ujian, seperti ujian Covid-19 yang diantaranya ditunjukkan dengan menyikapinya patuh pada "semua protocol" yang berelasi dengan kepentingan keberlanjutan hidup,  maka barangkali secara pelan (namun berkepastian), kita akan bisa mengerim laju perkembangan virus ini yang hingga kini masih "spektakuler".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun