Setiap hari ngeposting hal-hal baik, dan juga ngeposting kata-kata memelas, kata-kata agamis. Padahal dulu pikirannya kritis, selalu mengkritik hal apapun yang dilihatnya tidak baik. Sekarang hilang sirna semua berubah ke pikiran pasrah, menyerahkan semuanya kepada yang Maha Kuasa.
Aku tiba di kosan pada siang hari. perjalanan dari Kampus menggunakan motor, selama kurang lebih 15 menit sampai melepas lelah pikiran yang terkuras oleh pelajaran. Teman-teman sedang tiduran, baru duduk di teras.
"Hey Bung, sepertinya lelah sekali kamu?" Sapa salah satu temannya.
"Iya biasa tugas menumpuk."
"Kamu memperhatikan status Raka tidak?"
"Emang kenapa?"
"Statusnya ngeposting hal-hal kepasrahan saja, sepertinya dia terdoktrin dengan ceramah online yang di media sosial."
Dalam hati aku, mencoba memahami. Sejak Raka menjadi nahkoda disalah satu organisasi berubah secara mental, dulu pikirannya kritis selalu mengkritik tapi sekarang seolah hilang entah penyebabnya apa tapi aku geli dalam hati melihat perubahan tingkahnya.
"Mungkin karena jadi ketua begitu."
"Tapi enggak begitu juga kali, saya dengar dari para jajaran, anggotanya juga jarang kumpul, enggak asyik lagi seperti dulu."
Tatapan Ari begitu membingungkan memikirkan tingkah laku Raka yang berubah. Aku berpikir sangat disayangkan menjadi ketua malah acuh terhadap orang-orang disekelilingnya bahkan jajarannya pun hanya beberapa saja yang ia rangkul, entah ada maksud apa mengubah perilakunya, apakah tidak paham tentang menjadi seorang pemimpin atau hanya untuk kepentingan sendiri saja. Selepas jadi ketua memanfaatkan kekuasaannya demi kebahagiaannya kelak setelah selesai menjabat.