Mohon tunggu...
ABDULLAH MUFID MUBARROK
ABDULLAH MUFID MUBARROK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri | Mahasiswa | Pesuluk | Pejalan | Penempuh

Ikhtiar Khidmah Melayani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Lamongan di Suriname

25 September 2021   02:55 Diperbarui: 4 Oktober 2021   01:26 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa orang Lamongan yang dipekerjakan di Guyana Belanda (Suriname). Foto: Arsip Nasional Belanda

Tapi sejarah berkata lain. Situasi politik yang kacau membuat hanya sebagian kecil yang bisa kembali ke Jawa. Banyak yang meninggal dunia di sana selama masa kontrak. Sebagian besar selesai kontraknya dan tetap tinggal di Suriname, berkeluarga di sana, dan memiliki keturunan.

Sebagian dari mereka sempat dipulangkan ke Hindia Belanda yang kemudian menjadi Indonesia setelah merdeka tahun 1945.  Tapi mereka dikembalikan tidak ke Jawa, melainkan ke Sumatera Barat. Tapi karena di sini hidup mereka lebih sulit, akhirnya mereka minta kembali ke Suriname.

Data mereka di Arsip Nasional Belanda sebetulnya cukup lengkap. Ada data keberangkatan, perusahaan tempat bekerja, tanggal kematian, data keluarga mereka yang memutuskan tinggal di Suriname, dan sebagainya. Di sana mereka dipekerjakan di kebun tebu, kopi, kakao, pabrik gula, dan lain-lain.

Nama orang Lamongan berikut asal daerahnya tertulis jelas. Beberapa nama desa saat ini mungkin berbeda penyebutannya. Seperti Doongpring, sekarang bernama Kedungpring. Ada pula Bangbau yang sekarang bernama Kembangbahu.

Orang-orang Jawa yang menjadi koeli kontrak di Guyana Belanda (Suriname). Foto: Wikipedia Commons
Orang-orang Jawa yang menjadi koeli kontrak di Guyana Belanda (Suriname). Foto: Wikipedia Commons

Susanti menulis dalam Majalah Arsip Edisi 58 Tahun 2012, orang Jawa yang pergi ke Suriname memiliki kisah masing-masing tentang alasan mereka di Suriname. Sebagian dari mereka, berangkat ke Suriname memang bertujuan untuk memperbaiki nasib.

Mereka yang pada umumnya hidup dalam garis kemiskinan di pulau Jawa sudah mengetahui hal yang akan mereka kerjakan serta hal yang akan mereka dapatkan sebagai pekerja kontrak. Meski sebenarnya mereka juga tidak mengetahui secara pasti di belahan sebelah mana mereka akan dipekerjakan Belanda.

Namun, kata Susanti, ada juga beberapa orang Jawa yang dibohongi bahkan diculik, kemudian dikirim ke Suriname. Penculikan dilakukan dengan cara membohongi bahwa ada anggota keluarga yang ingin menemuinya, namun kemudian ia dibius. Ketika sadar, ia sudah berada di atas kapal yang membawanya ke Suriname.

Ada juga yang beralasan pergi ke Suriname karena jiwa petualangan untuk mengetahui daerah baru dengan kehidupan berbeda. Jadi keberangkatan orang Jawa ke Suriname ada yang dilakukan secara sadar dan ada pula yang tidak tahu apa-apa. (ufi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun