Pendahuluan: Mimpi Semua Orang, Keluarga Sakinah
Di tengah dinamika hidup modern yang penuh tekanan, setiap orang mendambakan satu hal sederhana: rumah yang damai, keluarga yang tenang. Dalam Islam, konsep ini dikenal sebagai keluarga sakinah. Tapi apa sebenarnya makna sakinah menurut Al-Qur'an? Apakah sakinah hanya soal tidak bertengkar, atau ada makna spiritual yang lebih dalam?
Makna Sakinah Menurut Al-Qur'an
Kata sakinah berasal dari bahasa Arab: sakan () yang berarti tenang, menetap, damai. Dalam Al-Qur'an, istilah ini digunakan untuk menggambarkan ketenangan yang datang dari Allah, terutama dalam situasi yang penuh tantangan. Namun yang paling populer, sakinah digunakan dalam konteks hubungan pernikahan:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram (sakinah) kepadanya. Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah)." (QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menjelaskan tiga pilar utama dalam keluarga ideal versi Al-Qur'an:
- Sakinah (ketenangan jiwa)
- Mawaddah (cinta penuh gairah)
- Rahmah (kasih sayang penuh empati)
Ciri-Ciri Keluarga Sakinah dalam Perspektif Qur'ani
- Berbasis Ketakwaan, Bukan Hanya Cinta
Al-Qur'an menekankan bahwa ketenangan rumah tangga berasal dari hubungan yang dibangun di atas nilai-nilai ilahiyah. Ketakwaan menjadi pondasi utamanya (lihat QS. At-Tahrim: 6).
- Komunikasi Penuh Kasih
Al-Qur'an mengajarkan pentingnya musyawarah dalam keluarga (QS. Asy-Syura: 38), yang berarti setiap anggota keluarga didengar dan dihargai pendapatnya.
- Pembagian Peran yang Adil dan Saling Mendukung
Dalam QS. An-Nisa: 34, laki-laki disebut sebagai qawwam (pemimpin), tapi ini bukan dominasi, melainkan tanggung jawab untuk melindungi dan menyejahterakan.
- Pendidikan Anak yang Spiritual dan Moral
Dalam QS. Luqman: 13--19, diceritakan bagaimana Luqman menasihati anaknya dengan nilai-nilai tauhid, adab, dan kesederhanaan.
Tantangan Keluarga Sakinah Zaman Sekarang
Meski konsepnya abadi, membangun keluarga sakinah di era digital bukan tanpa tantangan:
- Kecanduan gadget dan media sosial mengganggu komunikasi dalam rumah.
- Tekanan ekonomi dan karier membuat waktu berkualitas makin berkurang.
- Krisis nilai yang membuat banyak pasangan sulit membedakan antara cinta sejati dan sekadar gaya hidup.
Namun, Al-Qur'an tetap relevan sebagai panduan untuk membangun keluarga yang kuat secara spiritual dan emosional.
Langkah Membangun Keluarga Sakinah di Era Modern
- Prioritaskan Waktu untuk Keluarga
- Keluarga bukan sisa energi, tapi prioritas utama.
- Bangun Ibadah Bersama
- Shalat berjamaah di rumah, mengaji bersama, dan diskusi nilai Qur'ani bisa memperkuat ruh rumah tangga.
- Berlatih Sabar dan Empati
- Ingat bahwa rahmah (kasih sayang) adalah pilar penting sakinah. Perbedaan bukan alasan untuk saling menyakiti.
- Konsultasi atau Terapi Bila Perlu
- Tak ada salahnya mencari bantuan profesional atau bimbingan keluarga saat menghadapi konflik besar.
Penutup: Rumah Kecil, Surga Kecil
Keluarga sakinah bukan utopia. Ia bisa nyata jika dibangun di atas fondasi iman, kasih, dan saling pengertian. Seperti kata Nabi Muhammad SAW:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya."(HR. Tirmidzi)
Dan Al-Qur'an sudah memberi blueprint-nya. Tinggal kita mau atau tidak membangunnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI