Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah--'Aisyiyah yang tumbuh pesat dan menjadi rujukan dalam pendidikan tinggi berbasis nilai Islam berkemajuan. Sebagai kampus yang lahir dari semangat dakwah dan pengabdian, UNISA tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa agar mampu menghadapi tantangan global.
Tahun ini, melalui kegiatan Mataf (Masa Ta'aruf), UNISA kembali menegaskan komitmennya untuk membimbing mahasiswa baru mengenal lingkungan kampus, nilai-nilai keislaman, serta peran strategis perguruan tinggi Muhammadiyah--'Aisyiyah. Mataf bukan sekadar kegiatan penyambutan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menanamkan semangat belajar, meneguhkan jati diri sebagai mahasiswa, dan memperkenalkan visi besar UNISA dalam melahirkan generasi unggul yang siap bersaing di era global.
MDMC dan Tantangan Kebencanaan di Indonesia
Indonesia dan Ancaman Bencana
Indonesia adalah negara yang berada di jalur cincin api Pasifik. Kondisi ini membuat tanah air rawan gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung berapi, hingga tanah longsor. Bencana bisa berasal dari faktor alam maupun ulah manusia, dan keduanya sama-sama berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Peran MDMC 2010--2025
Sejak berdiri tahun 2010, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana. MDMC hadir dalam berbagai respon darurat, mulai dari evakuasi korban, distribusi logistik, penyediaan hunian sementara, hingga pendampingan psikososial. Selama 2010--2025, kiprah MDMC merata di berbagai wilayah Indonesia, membuktikan bahwa kolaborasi masyarakat adalah kunci.
Belajar dari Jepang
Jepang dikenal sebagai negara dengan kesiapsiagaan gempa terbaik di dunia. Mereka rutin melakukan simulasi, membangun infrastruktur tahan gempa, serta menanamkan pendidikan bencana sejak dini. Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang, apalagi dengan pengalaman gempa besar di Yogyakarta (DIY) tahun 2006 yang menelan banyak korban.
Manajemen dan Pemicu Bencana
Manajemen bencana mencakup tiga tahap: pra-bencana (mitigasi dan kesiapsiagaan), saat bencana (tanggap darurat), dan pasca-bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi). Pemicu bencana bisa berasal dari geologi, hidrometeorologi, maupun ulah manusia seperti kerusakan lingkungan. Kesadaran masyarakat untuk lebih peduli lingkungan adalah langkah penting dalam pencegahan.