Entikong bagi saya sangat familiar baik melalui layar televisi, radio ataupun media online. Mendengar kata entikong saya dan juga pembaca pasti akan kebawa kedalam sejarah lampau mengenai perseteruan Indonesia dan Malaysia
Entikong memang menjadi wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, bahkan diwilayah inilah menjadi basis pasukan indonesia yang saat itu di pimpin oleh Ir. Soekarno melawan Malaysia dengan slogan "Ganyang Malaysia"
Hari ini 26 Juli 2022, saya bersama 5 oramg peserta KKN-Nusantara berkesempatan untuk menuju daerah perbatasan tersebut dengan mengemban misi akademik pengabdian masyarakat bernama Kuliah Kerja Nyata Nusantara biasa disebut (KKN-Nusantara) perwakilan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya
Kegiatan dinamakan KKN-Nusantara dikarenkaan kegiatan ini menyebar ke seluruh negeri dan bergabung pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islan Negeri (PTKAIN) se-Indonesia baik dalam bentuk mengirimkan peserta untuk keluar daerah atau sebaliknya
Kali ini, IAIN Palangka Raya mengutus 5 orang pesertanya untuk berpartisipasi di KKN-Nusantara dengan tujuan IAIN Pontianak, dengan lokasi kegiatan adalah perbatasan Kalimantan Barat (Entikong) dengan Malaysia (Serawak)
Bermodalkan dua mobil SUV kantor dari LP2M dan Koord Sun Tu LP2M, kami meluncur ke Entikong dari Kampus terbesar di Kalimantan Barat yaitu IAIN Pontianak, Jl. Letjend Soeprapto kota Pontianak pada pukul 08.00 wib
Sedikit koordinasi dan doa bersama, kami membagi tim dalam 2 kelompok dari masing-masing dipandu atau didampingi oleh panitia kegiatan KKL DR tahun 2022, sebuah tema Kuliah Kerja Lapangan moderasi beragama dan sejarah Islam
Perjalanan ke Entikong diperkirakan sektir empat jam, jika berangkat dari jam 08.00 wib, diprediksi akan sampai pada 12.00 siang. dan sisa waktu yang akan rencana akan digunakan untuk perdi ke perbatasan Entikong untuk melihat proses dan lokasi terluar yang ada di Kalimantan Barat.
Dalam perjalanan ini banyak hal menarik ditemui, seperti adanya durian yang beragam sebagaimana kita lihat dalam beberapa warta, durian kalbar memiliki 12 varietas durian terpilih, mulai dari durian Aspar, Lokad, Manjar, Raja Mabah, Rinbud, Sawah Mas, Serumbut, Torong, Belening, Jemungko Kuning, Slipi, dan durian Tembaga.
Nama durian terakhir inilah yang sempat saya rasakan nikmatnya saat menuju perbatasan Entikong, yaitu durian Tembaga. Dari penampakan isi durian ini dan penamaan durian tembaga, sata duga dari warna durian ynag tidak mencolok ke warna kuning tali lebih sofl dan mirip marna tembaga
Untuk rasa saya kira sebanding dengan rasa, sebab rasa manis yang kuat hampir ke pahit, menandakan bahwa  manisnya durian tembaga ini tiada lawannya, bahkan saya yang menggemari buah durian khas Kalteng yaitu durian Kasongan hampir bingung untuk
mengatakan lebih enak durian kasongan
Pembangunan fisik dan ekonomi sepanjang perjalanan ke Entikong terlihat sangat maju, sepanjang perjalanan tidak nampat jalan yang berlubang atau bergelombang, kanan kiri jalan banyak ruko-ruko berderet menawarkan dagangan, dan tak tertinggal Alfamart dengan kompetitor "setianya" mewarnai pinggiran jalan menuju Entikong
Hal ini menandakan bahwa perekonomian daerah terluar di Indonesia menjadi skala prioritas dalam pembangunannya, sebab sebagai daerah perbatasan akan menjadi magnet bagi pihak ketiga terkait baik pariwisata, investasi, budaya maupun harga diri bangsa
Maka dalam penyusunan road map perlu memperhatikan penataan ruang yang efektif dan operasional yang dapat mendukung peran ekonomi bagi masyarakat di wilayang Entikong, sehingga secara harga diri dan jatidiri warga akan tetap bangga dengan NKRI