Nama durian terakhir inilah yang sempat saya rasakan nikmatnya saat menuju perbatasan Entikong, yaitu durian Tembaga. Dari penampakan isi durian ini dan penamaan durian tembaga, sata duga dari warna durian ynag tidak mencolok ke warna kuning tali lebih sofl dan mirip marna tembaga
Untuk rasa saya kira sebanding dengan rasa, sebab rasa manis yang kuat hampir ke pahit, menandakan bahwa  manisnya durian tembaga ini tiada lawannya, bahkan saya yang menggemari buah durian khas Kalteng yaitu durian Kasongan hampir bingung untuk
mengatakan lebih enak durian kasongan
Pembangunan fisik dan ekonomi sepanjang perjalanan ke Entikong terlihat sangat maju, sepanjang perjalanan tidak nampat jalan yang berlubang atau bergelombang, kanan kiri jalan banyak ruko-ruko berderet menawarkan dagangan, dan tak tertinggal Alfamart dengan kompetitor "setianya" mewarnai pinggiran jalan menuju Entikong
Hal ini menandakan bahwa perekonomian daerah terluar di Indonesia menjadi skala prioritas dalam pembangunannya, sebab sebagai daerah perbatasan akan menjadi magnet bagi pihak ketiga terkait baik pariwisata, investasi, budaya maupun harga diri bangsa
Maka dalam penyusunan road map perlu memperhatikan penataan ruang yang efektif dan operasional yang dapat mendukung peran ekonomi bagi masyarakat di wilayang Entikong, sehingga secara harga diri dan jatidiri warga akan tetap bangga dengan NKRI