Genangan air dan pengelolaan sampah organik menjadi permasalahan yang sering dihadapi masyarakat Desa Alitta, Kabupaten Pinrang. Sistem resapan yang kurang optimal menyebabkan air mudah menggenang, sementara sampah organik yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi masyarakat.
Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) gelombang 113 Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan sosialisasi pemanfaatan biopori pada 13 Januari 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan biopori sebagai lubang resapan sekaligus dekomposter alami.
Alya Rafina Rauf, selaku penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa biopori dapat menjadi solusi sederhana namun efektif dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
"Lubang biopori tidak hanya membantu mengurangi genangan air, tetapi juga berperan dalam mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanah. Melalui sosialisasi ini, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan biopori secara konsisten," ujar Alya Sikya.
Inisiatif ini mendapat respons positif dari masyarakat. Dengan adanya lubang biopori yang telah dibuat, diharapkan dapat membantu mengurangi genangan air, meningkatkan pengelolaan sampah organik, serta menyuburkan tanah di Desa Alitta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI