Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Artis, Ulama, dan Banyaknya Pengikut

24 Januari 2023   12:58 Diperbarui: 24 Januari 2023   13:18 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: harakah.id

Dalam perspektif Islam, posisi seorang Ulama dan Artis setara dalam konteks meng-influence, karena kedua posisi itu sama-sama punya ratusan ribu, bahkan jutaan pengikut. Oleh karena itu, kedua posisi itu sangat berpotensi menimbulkan rasa ujub, sombong, pongah, congkak.

Di dalam kitab Mau'izotul Mu'minin, karya Syeikh Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi Ad-Dimasyqi, Bab Celaan Terhadap Rasa Ujub dan Sombong.

Ada 7 sebab seseorang menjadi pongah, ujub, congkak, sombong. Dan salah satu sebabnya adalah banyaknya pengikut (followers).

1. Ilmu

2. Amal Ibadah


3. Keturunan dan anugerah

4. Keindahan fisik

5. Harta

6. Kekuatan/Kekayaan

7. Banyaknya pengikut (followers), banyaknya penolong (backing), banyaknya koneksi/relasi

Perkara sombong, ujub, pongah, congkak, ini gak main-main.

Pertama, karena dapat menyusup ke dalam hati manusia secara halus melalui perasaan: merasa lebih baik, merasa lebih pintar, merasa lebih kaya, merasa lebih, lebih, lebih, lebih ini dan itu.

Kedua, pelopor dari sifat ini adalah Iblis langsung, sejak penciptaan Nabi Adam. Berdasar kitab Nasoihul Ibad, karya Imam Nawawi Banten, Bab 2, makalah ke-9

Dari Sayyidina Sufyan Ats-Tsauri, yang merupakan salah satu guru dari Imam Malik. Beliau berkata:

Tiap maksiat yang didasari oleh rasa sombong, maka tidak diharapkan ampunannya. Dan tiap maksiat yang didasari oleh syahwat, maka masih diharapkan ampunannya.

Karena maksiatnya iblis didasari oleh rasa sombong. Dia merasa lebih baik dari Nabi Adam sehingga enggan bersujud kepada Nabi Adam. Sementara, tergelincirnya Nabi Adam dari surga didasari oleh syahwat, karena memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan.

Lawan dari penyakit hati ini (sombong, ujub, congkak, pongah) adalah tawadu (rendah hati). Sayyidina Ali pernah menyinggung soal ini, beliau bilang:

"Jadilah yang terbaik di mata Allah, dan jadilah biasa-biasa saja di mata manusia."

Ucapan Sayyidina Ali di atas termaktub di dalam kitab Nasoihul Ibad, karya Imam Nawawi Banten, Bab 2, makalah ke-21.

Dan ucapan beliau selaras dengan ucapan Syeikh Abdul Qodir Jailani, yang secara tidak langsung mengejawantahkan ucapan Sayyidina Ali di atas, tentang cara tawadu.

Syeikh Abdul Qodir Jaelani memberikan 6 tips melatih diri menjadi sosok tawadu (rendah hati):

1. Kalau kamu dipuji manusia, maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Bahwa ia lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dariku."

2. Kalau kamu bertemu dengan orang yang lebih muda, maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Maksiat dia lebih sedikit dariku, pasti dia lebih baik dariku."

3. Kalau kamu bertemu dengan orang yang lebih tua, maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Dia sudah beribadah lebih dulu dariku, pasti dia lebih baik dariku."

4. Kalau kamu bertemu dengan orang yang lebih alim (Ulama) darimu, maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Dia sudah mendapat pemberian dari Allah yang belum kudapat, sudah mendapat derajat yang aku belum mencapainya, dan dia beramal dengan landasan ilmu yang dipelajarinya."

Khusus di poin ini, Guru gua memberikan penjelasan lebih, beliau bilang:

"Klo Ulama bikin salah, kita gak perlu ngata-ngatain atau memaki. Biar orang-orang selevel mereka yg mengkritik. Bukan apa-apa, masalahnya, klo mereka tobat, nyampenya pasti duluan mereka daripada kita, karena mereka udah tau ilmunya."

5. Kalau kamu bertemu dengan orang bodoh (orang yang belum tau ilmunya), maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Dia berbuat maksiat karena ketidaktahuannya. Sedangkan aku bermaksiat yang aku sudah tau larangan-Nya. Aku juga tidak tau dalam keadaan apa hidupku dan hidupnya berakhir."

6. Kalau kamu bertemu dengan orang kafir, maka ucapkanlah dalam hatimu:
"Aku tidak tahu. Bisa jadi, dia meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Sedangkan aku meninggal dalam keadaan kufur."

Cara yang paling sederhana dari Guru gua, klo di hati kira-kira udah timbul perasaan:

merasa lebih baik, merasa lebih kaya, merasa lebih pinter, merasa lebih alim, merasa lebih, lebih, lebih, lebih ini dan itu, buru-buru ucap istighfar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun