Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Artis, Ulama, dan Banyaknya Pengikut

24 Januari 2023   12:58 Diperbarui: 24 Januari 2023   13:18 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: harakah.id

Perkara sombong, ujub, pongah, congkak, ini gak main-main.

Pertama, karena dapat menyusup ke dalam hati manusia secara halus melalui perasaan: merasa lebih baik, merasa lebih pintar, merasa lebih kaya, merasa lebih, lebih, lebih, lebih ini dan itu.

Kedua, pelopor dari sifat ini adalah Iblis langsung, sejak penciptaan Nabi Adam. Berdasar kitab Nasoihul Ibad, karya Imam Nawawi Banten, Bab 2, makalah ke-9

Dari Sayyidina Sufyan Ats-Tsauri, yang merupakan salah satu guru dari Imam Malik. Beliau berkata:

Tiap maksiat yang didasari oleh rasa sombong, maka tidak diharapkan ampunannya. Dan tiap maksiat yang didasari oleh syahwat, maka masih diharapkan ampunannya.

Karena maksiatnya iblis didasari oleh rasa sombong. Dia merasa lebih baik dari Nabi Adam sehingga enggan bersujud kepada Nabi Adam. Sementara, tergelincirnya Nabi Adam dari surga didasari oleh syahwat, karena memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakan.

Lawan dari penyakit hati ini (sombong, ujub, congkak, pongah) adalah tawadu (rendah hati). Sayyidina Ali pernah menyinggung soal ini, beliau bilang:

"Jadilah yang terbaik di mata Allah, dan jadilah biasa-biasa saja di mata manusia."

Ucapan Sayyidina Ali di atas termaktub di dalam kitab Nasoihul Ibad, karya Imam Nawawi Banten, Bab 2, makalah ke-21.

Dan ucapan beliau selaras dengan ucapan Syeikh Abdul Qodir Jailani, yang secara tidak langsung mengejawantahkan ucapan Sayyidina Ali di atas, tentang cara tawadu.

Syeikh Abdul Qodir Jaelani memberikan 6 tips melatih diri menjadi sosok tawadu (rendah hati):

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun