Mohon tunggu...
Abdul  Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Ilmu Pemerintahan

Pengagum Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengatasi Pandemi dengan PSBB, Efektifkah?

30 April 2020   09:21 Diperbarui: 30 April 2020   12:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi adalah gambaran dari pemerintahan kita dalam menangani pandemi ini, pemerintah harusnya berperan sebagai Organum Solutis Populi (sarana keselamatan rakyat), tapi yang terjadi sekarang adalah malah membuat rakyat masuk pada zona kebingungan dan kecemasan. 

Ini realita yang terjadi dan itu sering dipertontonkan oleh pemerintah ketika berbicara di media, yang terbaru adalah pembicaraan presiden kita bahwa pulang kampung dan mudik itu adalah istilah yang berbeda. 

Terlalu banyak bicara bukan malah menjadi masyarakat tenang akan virus ini tapi malah memuakan dan menjadi tertawaan. Apakah mungkin pemerintah itu ingin ditertawakan oleh rakyatnya sehingga rakyat tertawa bahagia lalu imunnya menjadi naik dan kebal akan virus?

Penulis beranggapan kurangnya ketegasan dalam kebijakan PSBB karena pemerintah terlalu takut ekonomi bakal menurun. Menurut penulis apapun kebijakan yang dikeluarkan perekonomian bakalan menurun, lebih baik perekonomian dimatikan beberapa hari lalu virusnya mati lalu kita bangkit kembali apa seperti sekarang, perekonomian turun namun virusnya tetap ada? 

Apalagi pemerintah memuat suatu kebijakan terkait pengecualian hanya industri strategis yang boleh beroperasi. Ini yang menurut penulis dimanfaatkan, PSBB hanya slogan saja tidak ada yang beda yang beda hanya banyak aparat yang menyuruh untuk memakai masker saat dijalan sedangkan perusahaan masih terus bekerja. Pengecualian terkait industri strategis ini diplintir menurut penulis karena semua juga strategis dan akhirnya sekarang di daerah Kabupaten Bekasi industri masih tetap jalan.

Bahkan di DKI Jakarta kebijakan PSBB diperpanjang yang artinya PSBB belum berhasil menekan penyebaran virus ini. Tidak lain karena kurangnya ketegasan, pemerintahpun dengan Perpu yang dikeluarkan belum bisa menemukan titik dimana masyarakat itu nyaman di rumah diberikan fasilitas sandang pangan dari pemerintah. 

Masyarakat keluar rumah karena mereka tidak punya pilihan, apalagi mereka yang berada dikalangan menengah atau kalangan rentan miskin. Bukan tidak mungkin kemiskinan di Indonesia itu akan bertambah besar akibat kebijakan dari pemerintah yang kurang tegas dalam menghadapi pandemi ini.

Penulis sangat yakin setelah pandemi ini kehidupan tidak akan normal seperti biasa, penulis sangat setuju argumen yang dikemukakan oleh Dandhy Laksono yakni jika ada pihak yang berpendapat setelah virus ini kehidupan akan normal seperti biasa saja, artinya kita tidak pernah belajar sama sekali dan nantinya anak cucu kita bakalan belajar dari nol lagi ketika menghadapi pandemi yang bisa dikatakan datang seratus tahun sekali. 

Setiap pandemi pasti ada perubahan peradaban baru, penulis berpikir apakah mungkin negara kita bisa berhasil dalam menghadapi pandemi ini? Penulis beranggapan bukan hanya vaksin saja yang harus kita pikirkan, oke satu hal vaksin adalah hal yang sangat perlu namun ada hal-hal lain yang harus kita diskusikan seperti ekonomi dan politik kita. Apakah ada yang harus dirubah didalam struktur negara kita? Ini hal yang harus kita diskusikaan kedepan nantinya yang pada akhirnya jika ada kasus yang serupa kita bisa mudah menyelesaikannya dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun