Mohon tunggu...
Abd Rahman Hamid
Abd Rahman Hamid Mohon Tunggu... Sejarawan - Penggiat Ilmu

Sejarawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jasmerah 2023 (Rihlah Akademik Abd Rahman Hamid)

2 Januari 2024   01:12 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:50 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Orasi Budaya di Majene, 15 Agustus/dokpri

Setelah terlibat meneliti dan menulis buku Zamrud Khatulistiwa tentang "Pelabuhan Utama di Jalur Rempah: Makassar abad XVI-XVII" pada tahun 2020 dan kontributor naskah "Konektivitas Budaya Jalur Rempah" tahun 2023 yang disponsori oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan KEMDIKBUDRISTK, sekitar bulan Agustus saya mendapat kabar dari Mas Atqa bahwa akan ikut dalam pelayaran muhibah dengan kapal perang KRI Dewaruci dari Surabaya ke Manado. Namun rencana ini tidak terlaksana karena kapal sedang perbaikan kecil saat itu.

Kabar berikutnya datang bulan Oktober dari Mas Atqa dan Prof. Susanto Zuhdi. Kabar kedua ini tampak akan terlaksana, karena setelah itu diadakan rapat yang dipimpin Koordinator Pokja Jalur Rempah, Ibu Yusmawati, bersama para peneliti dan tim muhibah antara lain Prof. Susanto Zuhdi (UI), Dr. Idham Khalid, Dr. Abd Rahman Hamid (UIN RIL), Dr. Taqiudin (UI), dan Fatia, M.Hum (UI). Dari rapat (daring) itu diketahui bahwa kapal akan berlayar dari Surabaya pada 24 November, dan sehari sebelumnya seluruh peserta sudah harus tiba di Surabaya. Berbagai persiapan dilakukan, antara lain rapat dengan seluru peserta yang terdiri dari unsur panitia (direktorat), peneliti, pemerhati, dan 20 laskar rempah. 

Satu atau dua hari sebelum keberangkatan, saya mendapat kabar dari Prof. Susanto bahwa beliau tidak dapat berlayar dengan Dewaruci karena ada kegiatan lain yang berdekatan waktunya dan sulit dijalankan bersama, dan selanjutnya Fatia juga batal berangkat.    

Tanggal 23 November, saya bertolak menuju Surabaya dari Lampung transit Jakarta. Setelah registrasi dan menerima bahan perlengkapan dari panitia di Hotel Platinum, saya ke kamar, lalu shalat magrib dan menuju ruang makan. Ada berjumpa dengan para peserta pelayaran, termasuk Pak Adi Wicaksono (kurator) dan bu Yusmawati (koordinator pokja JR). Dilanjutkan dengan perkenalan seluruh peserta dan penjelasan rangkaian acara mulai dari 23 November sampai 2 Desember. Hadir pula saat itu Komandan KRI Dewaruci, Letkol Sugeng Harianto. Acara mala mini hingga pukul 22.00. Lalu, tim kurator, direktorat, dan peneliti mengadakan rapat kecil untuk konsolidasi mata kuliah selama di atas kapal dan kelak tiba di Selayar. Setelah itu kami istirahat. Saya sendiri di kamar 531.

Besok pagi, 24 November, kami sudah siap berlayar. Setelah sarapan pagi, kami membawa tas ke lobby hotel lalu ke bus. Dari sana rombongan menuju Pangkalan Komando Armada Dua (Koarmada) TNI AL di Dermaga Madura. Di sana kami terbatas menggunakan kamera. Mobil langsung ke dermaga, dekat kapal Dewaruci berlabuh. Kami menurunkan barang dari mobil lalu dibawa ke kapal disimpan pada tempat yang tersedia. Setelah itu kami jalan kaki ke Aula Majapahit II mengikuti acara penyambutan dan sekaligus pelepasan oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK), Irini Dewi Wanti, SS., M.SP dan kepala staf komando Armada II. Kira-kira pukul 11.00 acara selesai. Kami menuju kapal. Sebelumnya, kami foto bersama Direktur dan tim serta pihak TNI AL. Komandan Kapal Letkol Sugeng Hariyadi melapor kepada kepala staf bahwa kapal siap berangkat. Segera awak kapal Dewaruci melepaskan tambatan kapal, dibantu oleh peserta muhibah. Kami dilepas pergi untuk sebuah misi budaya ke Selayar.

Pelepasan peserta muhibah di Koarmada II Surabaya. Dok Ditjen PPK Kemdibudristek/dokpri
Pelepasan peserta muhibah di Koarmada II Surabaya. Dok Ditjen PPK Kemdibudristek/dokpri


Perlahan kapal meninggalkan dermaga, keluar dari Selat Madura menuju Laut Jawa. Tak lama kemudian, awak kapal mulai menyiapkan tempat shalat di atas geladak utama. Hari ini, Jumat 24 November. Kami akan melaksanakan shalat Jum'at. Dermaga Madura masih terlihat jelas dari pandangan kami. Satu demi satu peserta dan awak kapal menuju tempat shalat, yang diatasnya diberi tenda agar terlindung dari terik matahari siang yang menyengat. Maklumlah, sekarang musim kemarau (Barat) Dimana cuaca sangat panas. Khatib naik ke mimbar menyampaikan khutbah, lalu kami shalat berjamaah. Setelah itu, satu demi satu turun ke lambung kapal, dan sebagian lagi tak lupa mengabdikan momen indah ini.

Selama empat hari berlayar, begitu banyak kisah suka dan duka di atas kapal. Ada yang mabuk laut, sehingga tampak lemas. Ada beberapa orang yang baru pertama kali berlayar dengan kapal dalam tempo lama. Dua puluh (20) laskar rempah, yang lolos seleksi dari 500 calon laskar, tak mau ketinggalan dengan setiap momen di atas kapal. Mereka berbincang dan berbagi pengalaman untuk saling atau lebih kenal satu sama lain. Tak lupa, kami yang diundang sebagai peneliti (narasumber) juga tak hentinya mendapat berbagai pertanyaan dari mereka terkait pelayaran dan muhibah jalur rempah sesuai dengan bidang keahlian kami. Enam peneliti yang ikut masing-masing: Dr. Idham Khalid (antropolog), Dr. Taqyuddin (geographer), Dr. Abd. Rahman Hamid (sejarawan), Bu Dedeh (penggiat budaya), Mas Seto (master chef), Mas Raymon (influencer), dan Mas Dicky (fotografer).

Kami (peneliti) mendapat giliran menyampaikan materi, atau lebih tepatnya berbagi cerita sesuai keahlian masing-masing, kepada para peserta. Saya mendapat giliran pada hari ketiga (27 November), ketika kapal berada di perairan Selayar, dengan pertimbangan bahwa peserta perlu dibekali dengan pengetahuan awal mengenai Selayar. Topik bahasan saya adalah "Urgensi Selayar di Jalur Rempah Nusantara". Kendatipun kapal sudah berada di depan Pulau Selayar pada hari ketiga, namun kami baru bisa ke darat pada hari keempat, Senin 28 November, sesuai jadwal penerimaan oleh Wakil Bupati Selayar yang sudah disiapkan.  

Kami tiba di pelabuhan Selayar. Dok Dit PPK Kemdikbudristek/dokpri
Kami tiba di pelabuhan Selayar. Dok Dit PPK Kemdikbudristek/dokpri

Pada hari keempat, kapal angkat sauh dan bergerak menuju dermaga Pelabuhan Selayar. dari jauh tampak banyak orang di dermaga. Anak-anak pramuka berjejer di depan dengan melambaikan bendera dan ada pula yang memainkan drum band menyambut kapal yang akan segera sandar di dermaga. Kami diarahkan berdiri di samping kapal, bagian yang akan merapat ke dermaga, dengan mengenakan pelampung keselamatan berlayar sembari melambaikan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun