Mohon tunggu...
abdasis
abdasis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sholat adalah salah satu kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Iklan Online, Konformitas dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Komoditif

8 Desember 2023   21:38 Diperbarui: 8 Desember 2023   21:48 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jurnal ilmiah terkemuka Danang Krisdiantoro yang ditulis oleh Dr. H. Susanto, M.S., berpendapat bahwa teknologi berkembang pesat, kehidupan manusia berubah dengan cepat, dan tingkat pendapatan yang selalu berubah. Kebiasaan konsumsi masyarakat telah berubah di zaman modern ini, dari sekedar pemuasan kebutuhan pokok menjadi kebutuhan sekunder, tersier bahkan tambahan. cenderung membelanjakan uangnya hanya untuk memuaskan keinginan dan kesukaannya, bukannya mendahulukan tuntutannya. 

Penelitian ini dilakukan di era teknologi informasi dan mencakup iklan media online dari Facebook, Instagram, Twitter dan platform belanja dan penjualan online lainnya. Mahasiswa tertarik dengan iklan media online ini karena produknya bermanfaat, mudah diolah dan bisa didapatkan secara online. 

Selain itu, pemasaran online selalu menyampaikan nama produk atau jasa dan bagaimana manfaatnya bagi pelanggan (Kumar, 2014).cenderung membelanjakan uangnya hanya untuk memuaskan keinginan dan preferensi mereka, bukannya mendahulukan kebutuhan mereka. 

Penelitian ini dilakukan di era teknologi informasi dan mencakup iklan media online dari Facebook, Instagram, Twitter dan platform belanja dan penjualan online lainnya. Mahasiswa tertarik dengan iklan media online ini karena produknya bermanfaat, mudah diolah dan bisa didapatkan secara online. Selain itu, pemasaran online selalu menyampaikan nama produk atau jasa dan bagaimana manfaatnya bagi pelanggan (Kumar, 2014). 

 Menurut penelitian Nur Halisa, Sumartono (2002) mengkarakterisasi perilaku konsumen bukan alasan rasional sebagai tindakan akibat keinginan yang sudah berkembang hingga tidak logis lagi (Alamanda, 2018). Bagaimana pelanggan menggunakan sumber daya untuk membeli barang dan jasa guna memuaskan kebutuhannya disebut perilaku konsumen.  

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfahi, Noor Ellyawat dan Ratna Fitri Astut, kepribadian dan gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian mereka, terutama dalam memilih produk yang memenuhi norma sosial dan nilai-nilai tradisional. Kita dapat menyimpulkan bahwa kebiasaan konsumsi masyarakat tumbuh berbanding lurus dengan gaya hidup mereka. 

Riset Nurul Wahidahand#039 menunjukkan bahwa dorongan membeli sesuatu biasanya didorong oleh teman sebaya yang mengikuti tren terkini, iklan TV, dan kecenderungan mendahulukan status dibandingkan fashion agar tetap kekinian. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumartono (Hotpascaman 2010: 3). Sehiffmann dan Kanuk menjelaskan bahwa danquot;Seseorang terlibat dalam perilaku konsumen dengan mengacu pada apa yang ditentukan oleh kelompok referensinya danquot; (dalam Hotpascamanis 2010:3). danquot;Orang dapat membandingkan berbagai hal, menawarkan panduan atau arahan untuk konsumsi, dan memberikan informasi dan nilai dalam kelompok pembanding.andquot. 

Makalah penelitian Dina Amalia Husna1 dan Aryan Eka Prastya Nugraha dan #039 Pesatnya perkembangan sektor teknologi, khususnya teknologi informasi, dapat mengubah cara pandang, cara kerja, dan penerapan masyarakat di semua industri. Internet adalah teknologi itu. Orang-orang menggunakan Internet untuk membeli kebutuhan sehari-hari, makanan dan transportasi serta transaksi lainnya. Menurut penelitian A. Noriah Mujahidahand#039, perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku dimana keinginan untuk membeli produk atau menggunakan jasa terjadi hanya untuk memuaskan kebutuhan sendiri, tanpa mempertimbangkan manfaat atau pertukaran. barang atau jasa. 

Remaja biasanya adalah orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk menghabiskan uang. Remaja melakukan perilaku konsumen untuk memenuhi gaya hidupnya. Menurut penelitian Salma Egita Fitri Subagyo dan Jojok Dwiridotjahjono, Sumartono (Nur Fitriyani dkk. 2013) menyatakan bahwa remaja dan Perilaku konsumen sangat dominan karena secara psikologis mereka masih dalam tahap pembentukan identitas dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, remaja merupakan kelompok umur yang paling banyak mengkonsumsi. Generasi muda seringkali menjadi target pasar berbagai produk industri karena sifatnya yang plin-plan dan cenderung terpengaruh oleh kepribadiannya, yang pada akhirnya membuat mereka melakukan pembelian yang tidak rasional.

 Remaja, khususnya wanita, sering kali membeli sesuatu karena alasan yang sepele, seperti sekadar ingin mencoba produk baru, mengikuti tren fesyen, atau berharap mendapat persetujuan orang lain. Apa yang Hasriana temukan? Budaya konsumen modern merupakan fenomena sejarah yang relatif baru. Penggunaan teknik pemasaran baru seperti periklanan telah berkontribusi terhadap peningkatan permintaan material di beberapa masyarakat berkembang. Individu Bahkan masyarakat awam pun merasa tertekan untuk membeli barang-barang terbaru dan paling trendi seiring dengan berkembangnya kekhawatiran mengenai makna simbolis dari suatu produk. Memiliki barang-barang tersebut memungkinkan masyarakat untuk merespons tuntutan budaya baru, seperti perbedaan status, yang semakin penting di wilayah perkotaan yang relatif baru di mana hanya sedikit orang yang mengenal satu sama lain atau sejarah keluarga mereka (Hidayah dan Bowo 2019).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun