Saat berlapar di jalan Demangan
Kau buat satu keputusan
makan sebuah hidangan
yang cerminkan, siapa diri kita
Kau tentukan semangkuk bakso.
Sontak kubilang tidak, karena mereka bulat.
Kau yang paham, aku ini sedang kurus.
"Bagaimana kalau lele goreng?" tawarku.
Kini giliran kau menolak, "Itu berminyak."
Ya, kutahu. Wajahmu memang mulus.
Baca juga: Martabak
Sampai bibir berkawan
Kita pun memutuskan
memilih iga bakar.
Kau adalah isinya
dan aku tulangnya.
Sedot terus sumsum itu rakus, sampai aku mampus
Biar lekas daging-urat ku makan hingga putus
hingga kau menjerit pupus.
Oh, iga bakar.
Kami berdua sungguh menikmatinya.
Yogyakarta, 2023
Baca juga: Syukurku
Baca juga: Anak Pak Tani
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!