Lampu kota mempertemukan kita
pada sang jenderal di ujung jalan
terapit gerobak rayu dan putu ayu
di situlah dia, Sudirman berada
Sudirman mengajarkan
Baca juga: Syukurku
Kalau hidup ini anggap martabak
kadang manis, kadang gurih
meski seringkali perih.
Kadang isi keju, jamur, daging
tak jarang juga beling.
Kisah-kasih pun demikian.
Namun setiba acar kemudian,
itupun serasa kecut.
Ia rayu martabak yang cemberut
Suatu perjodohan titik temu
rasa, seia-sekata yang bersatu.
Rupa-rupanya,
itu persis dengan kita
yang kini kian memadu.
Sembari menyantap renjana
menikmati sedapnya malam.
Yogyakarta, 2023
Baca juga: Buah-buahan
Baca juga: Puisi: Satu-satunya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!