Mohon tunggu...
Abbiyi Qobus Syamsid
Abbiyi Qobus Syamsid Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Dunia Teknologi: Ketika "Perhatian" Menjadi Kunci Kecerdasan buatan

3 Mei 2025   23:11 Diperbarui: 3 Mei 2025   23:11 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Computer Security (Sumber: Freepik) 

Pada tahun 2017, dunia kecerdasan buatan (AI) mengalami lompatan monumental yang masih menggema hingga hari ini. Sebuah tim peneliti dari Google Brain dan Google Research mempublikasikan makalah berjudul "Attention Is All You Need", yang memperkenalkan arsitektur baru dalam pemrosesan bahasa alami: Transformer. Kini, hampir setiap sistem AI mutakhir, termasuk ChatGPT dan Google Bard, berdiri di atas fondasi yang diletakkan oleh penelitian tersebut.

Apa yang membuat paper ini begitu revolusioner? Jawabannya sederhana, namun sangat dalam: perhatian---atau dalam istilah teknisnya, self-attention. Dalam ranah rekayasa perangkat lunak (RPL), konsep ini mengubah paradigma pengolahan bahasa dari pendekatan sekuensial menjadi pendekatan paralel, efisien, dan sangat skalabel.

Sebelum Transformer, pendekatan dominan dalam penerjemahan mesin dan pemrosesan bahasa adalah model berbasis Recurrent Neural Networks (RNN), khususnya Long Short-Term Memory (LSTM). Meskipun efektif dalam menangkap konteks sekuensial, model-model tersebut lambat dalam pelatihan, sulit ditingkatkan, dan kurang efisien dalam memproses urutan panjang. Dalam dunia yang terus bergerak cepat, kebutuhan akan sistem yang mampu belajar secara cepat dan efisien menjadi semakin mendesak.

Di sinilah Transformer masuk dan mengubah permainan. Tanpa menggunakan RNN sama sekali, Transformer memperkenalkan self-attention mechanism, yang memungkinkan model untuk memproses seluruh urutan input sekaligus. Dengan kata lain, alih-alih membaca kata demi kata secara berurutan, Transformer dapat "melihat" keseluruhan kalimat dan memutuskan bagian mana yang penting untuk diproses lebih lanjut. Ini seperti memberikan model kemampuan untuk "memperhatikan" kata-kata yang relevan di berbagai posisi, tanpa harus melewati setiap kata satu per satu.

Implikasi dari pendekatan ini sangat besar. Pertama, Transformer memungkinkan pelatihan paralel, yang secara drastis mempercepat proses pelatihan. Kedua, ia memudahkan model untuk menangkap hubungan kontekstual yang jauh antar kata, yang sebelumnya sulit ditangani oleh RNN. Ketiga, desainnya yang modular dan skalabel mempermudah para insinyur perangkat lunak untuk mengembangkan model yang jauh lebih besar dan lebih kuat.

Dalam praktiknya, kontribusi Transformer telah menjangkau jauh melampaui penerjemahan mesin. Sejak diluncurkan, arsitektur ini menjadi tulang punggung bagi model-model seperti BERT, GPT, T5, hingga LLaMA. Semua model ini mendefinisikan ulang batas kemampuan sistem AI dalam memahami, menghasilkan, dan bahkan berinteraksi dalam bahasa manusia. Dalam konteks RPL, ini juga berarti transformasi dalam cara sistem perangkat lunak dibangun---dari sistem pencarian pintar, asisten virtual, chatbot, hingga penyusun kode otomatis.

Namun, seperti teknologi revolusioner lainnya, Transformer juga membawa tantangan baru. Salah satu yang paling mencolok adalah kebutuhan komputasi yang sangat besar. Transformer yang besar membutuhkan sumber daya GPU dalam jumlah masif untuk pelatihan dan inferensi. Dalam konteks etika dan keberlanjutan, hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan aksesibilitas teknologi. Apakah hanya perusahaan besar dengan dana miliaran dolar yang dapat memanfaatkan teknologi ini secara optimal?

Selain itu, karena sifat model Transformer yang black box, tantangan dalam interpretabilitas dan kepercayaan sistem juga meningkat. Model ini bisa menghasilkan teks yang sangat meyakinkan, namun bisa pula salah arah atau bias jika data pelatihannya tidak dikontrol dengan baik. Di sinilah peran praktisi RPL menjadi sangat penting: bagaimana membangun sistem berbasis Transformer yang tidak hanya canggih, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan teknis.

Makalah "Attention Is All You Need" tidak hanya memperkenalkan arsitektur baru, tetapi juga mengilhami semangat baru dalam penelitian dan pengembangan AI. Ini adalah contoh nyata bagaimana inovasi dalam desain perangkat lunak dapat mengubah seluruh lanskap teknologi. Dari sudut pandang rekayasa perangkat lunak, Transformer membuka jalan bagi metode desain yang modular, efisien, dan mendukung peningkatan skala sistem yang masif---sesuatu yang sangat relevan dalam era cloud dan edge computing saat ini.

Pada akhirnya, Transformer mengajarkan kita bahwa dalam dunia perangkat lunak dan AI, inovasi bukan hanya soal algoritma, tetapi soal keberanian untuk menantang asumsi lama dan menciptakan paradigma baru. Ketika para peneliti Google memutuskan untuk membuang RNN dan menyatakan bahwa "perhatian adalah segalanya yang Anda butuhkan", mereka bukan hanya membuat klaim berani---mereka menuliskan bab baru dalam sejarah kecerdasan buatan.

Vaswani, A., Shazeer, N., Parmar, N., Uszkoreit, J., Jones, L., Gomez, A. N., Kaiser, ., & Polosukhin, I. (2017). Attention is all you need. In Advances in Neural Information Processing Systems (Vol. 30). https://arxiv.org/abs/1706.03762

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun