Penulis memandang kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa kedokteran. Saat ini, penduduk tuna rungu sulit mendapatkan akses kesehatan karena keterbatasannya. Untuk mensukseskan kesetaraan bagi semua masyarakat Indonesia, kegiatan ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan, Ikatan Dokter Indonesia & Konsil Kedokteran Indonesia sebagai lembaga perhimpunan dokter di Indonesia dan menentukan kompetensi dokter di Indonesia, Fakultas Kedokteran sebagai lembaga pendidikan kedokteran di Indonesia, dokter sebagai target pelaksana kebijakan, dan calon dokter sebagai seseorang yang sedang mencari ilmu untuk menjadi dokter yang baik.Â
Penulis ingin pihak terkait menyadari pentingnya kegiatan ini dan realisasi dapat dilakukan oleh pihak pihak terkait agar kegiatan ini dapat tersebar luas dan dapat dilakukan di Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia maupun pelatihan yang diadakan bagi dokter untuk memahami bahasa isyarat ini. Karena sehat bukan hanya untuk masyarakat Indonesia yang sehat dan miskin saja, kesehatan milik semua masyarakat Indonesia secara utuh terlepas dari kondisi yang ia alami termasuk masyarakat tuna rungu yang memiliki disabilitas pada pendengarannya.
Referensi :
- Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013 p. 110-250.
- Davies J, Sherriff N. Corrigendum to "Assessing public health policy approaches to level-up the gradient in health inequalities: the Gradient Evaluation Framework" [Public Health 128 (2014) 246--253]. Public Health. 2016;133:129.
- Nowakowski L. Prevention in family services: Approaches to family wellness. Patient Education and Counseling. 1985;7(4):419-420.