Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter Untuk Para Tuna Rungu: Mendobrak Tembok Diskriminasi Untuk Para Tuna Rungu

4 September 2017   22:45 Diperbarui: 5 September 2017   08:10 1897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis memandang kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa kedokteran. Saat ini, penduduk tuna rungu sulit mendapatkan akses kesehatan karena keterbatasannya. Untuk mensukseskan kesetaraan bagi semua masyarakat Indonesia, kegiatan ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan, Ikatan Dokter Indonesia & Konsil Kedokteran Indonesia sebagai lembaga perhimpunan dokter di Indonesia dan menentukan kompetensi dokter di Indonesia, Fakultas Kedokteran sebagai lembaga pendidikan kedokteran di Indonesia, dokter sebagai target pelaksana kebijakan, dan calon dokter sebagai seseorang yang sedang mencari ilmu untuk menjadi dokter yang baik. 

Penulis ingin pihak terkait menyadari pentingnya kegiatan ini dan realisasi dapat dilakukan oleh pihak pihak terkait agar kegiatan ini dapat tersebar luas dan dapat dilakukan di Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia maupun pelatihan yang diadakan bagi dokter untuk memahami bahasa isyarat ini. Karena sehat bukan hanya untuk masyarakat Indonesia yang sehat dan miskin saja, kesehatan milik semua masyarakat Indonesia secara utuh terlepas dari kondisi yang ia alami termasuk masyarakat tuna rungu yang memiliki disabilitas pada pendengarannya.

Referensi :

  • Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013 p. 110-250.
  • Davies J, Sherriff N. Corrigendum to "Assessing public health policy approaches to level-up the gradient in health inequalities: the Gradient Evaluation Framework" [Public Health 128 (2014) 246--253]. Public Health. 2016;133:129.
  • Nowakowski L. Prevention in family services: Approaches to family wellness. Patient Education and Counseling. 1985;7(4):419-420.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun