Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

From Ganesha to Isola with Love

20 September 2022   14:52 Diperbarui: 20 September 2022   15:04 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tuh, Kang calon istri Akang yang sedang mengajar di koridor Utara Masjid Salam ITB", tunjuk Sandy kepada mahasiswa berkerudung hijau yang sedang menagajar. 

Bisri yang memang lebih tua usia Sandy. Ada kesepakatan kepada pengajar yang laki-laki dipanggil Akang. Sedangkan untuk pengajar perempuan dipanggil dengan Teh.

Keduanya sedang bertugas menyerahkan daftar hadir peserta Bimbel.

"Serius nih...!", jawab ku kurang yakin.

"Ya, aku serius, akang belum punya jodoh kan !", sanggah dia berusaha meyakinkan Bisri.

Terdiam Bisri sejenak karena sungkan menjawab pertanyaan teman. Tanpa disadari malah  bergaya diam seribu basa. Aksi bungkam pertanda setuju.

Antara senang, ragu juga tidak percaya. Itu kah tanda persahabatan, kawan ? Bagai mimpi di siang bolong. Tidak ada tanda sebelumnya kalau menjadi sebuah kenyataan. Kawan sepermainan menjodohkan Bisri dengan teman seperjuangan, sesama pengajar Bimbel Karisma ITB. Bisri tercatat sebagai mahasiswa ITB Jurusan Astronomi.

Apakah dia tahu ?, tanya hatiku yang paling dalam.

Bisri meyakini dia tidak tahu hal ini. Setelah kejadian tersebut, hari berganti minggu. Teman Bisri, Kamal  bersama Sandy mengajak ngobrol.

"Kang, jangan kaget ya. Aku dan Kang Sandy sudah ngajak ngobrol Teh Susi tentang tanda serius Akang ke Teh Susi", ucapnya dengan nada agak pelan.

"Bagaimana pendapat Akang ?", tambahnya lagi.

Seolah diketahui berbohong, muka pun memerah. Telinga terasa panas. Keringat sedikit menemani punggung, namun kayaknya basah.

Hati saja yang berbicara sendiri. Memang Bisri belum menentukan pasti siapa yang akan menemani hidup nanti. Pernah ada hasrat dan dibuktikan dengan mencoba menanya kepada seorang gadis, namun dia belum siap kalau harus menikah. Pengalaman hanya itu saja.

Sore ini, kedua teman Bisri minta kepastian untuk melangkah lebih serius lagi. Keduanya nampak serius memikirkan Bisri. Dari sudut pandang yang berbeda, dilihat keadaan Bisri harus segera lulus, juga usia yang pantas untuk menikah.

"Kang, aku sudah ngomong kepada Teh Susi perihal kejadian tempo hari ", jelas Sandy menambahi.

"Teh Susi memang sedang tidak diikat dengan pria lain", papar Kamal dengan nada semangat.

"Tinggal keputusan Akang, kami sih hanya melihat sebuah kesempatan, kalau dirasa memberatkan pun ya ga usah diteruskan. Akang sudah cukup umur untuk menikah", jelas Sandy sambil menatap Bisri tajam.

"Kalau aku diam, tau kan artinya apa ?, jawab Bisri tenang

"Ya lah artinya setuju, kan !", jawab keduanya kompak dengan wajah mendadak berubah menjadi senang.

Bertiga terlibat obrolan serius tentang langkah apa yang harus ditempuh. Maklum kedua teman Bisri sudah dianggap bagian dari keluarga sendiri. Bisri termasuk mahasiswa yatim piatu, kedua orang tua sudah meninggal. Jadi teman-temannya dianggap bagian dari keluarga Bisri.

Jujur saja urusan berteman dengan lawan jenis apalagi secara serius membuat Bisri kelimpungan. Mesti apa yang dilakukan, dengan cara apa, atau memulai dari mana. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang tak henti-hentinya menghampiri. Setelah berdiskusi dengan beberapa teman lainnya, Bisri pun memiliki keyakinan untuk menjaga amanah masing-masing. Tidak saling memberi, hanya saling mengisi seadanya. Alias pertemanan saja tapi serius, begitu.

Apalagi dalam hal prinsip Bisri lebih pegang untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis. Ini juga perlu Bisri sampaikan. Rupanya prinsip inilah yang dicari sehingga Teh Susi memutuskan menerima pertemanan serius Kang Bisri.

Bimbingan Belajar Keluarga Remaja Islam Masjid Salman ITB (Karisma ITB) apa sih ?

Bimbel Karisma ITB merupakan kegiatan belajar siswa SMP maupun SMA yang pengajarnya adalah mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa ITB, UNPAD, IKIP (sekarang UPI), serta Perguruan Tinggi lainnya sekitar Bandung.

Belajar menggunakan tempat koridor masjid. Waktu yang digunakan selepas shalat Dzuhur sampai shalat Ashar selesai. Menurut penuturan siswa, karena pengajarnya mahasiswa yang masih muda-muda maka semangat pun pasti bertambah.

Sehubungan gurunya mahasiswa, sudah dipastikan bakal sering terjadi ganti guru karena sudah lulus dan bekerja di tempat lain. Untuk menangani hal tersebut maka ada tim khususnya. Kamal anak Sipil dan Sandy anak Teknik Fisika.

Memang ada dua mahasiswa yang bertugas mencari guru bimbel. Perguruan tinggi yang sering jadi sasaran adalah IKIP (sekarang UPI), selain UNPAD juga ITB. Kang Kamal dan Kang Sandy, memang berteman sejak SMA di Cirebon. Keduanya seumur sehingga saling memanggil nama saja.

Bertemu mereka di Masjid IKIP Bandung. Teh Susi sepakat untuk bergabung dengan Bimbel Karisma sebagai pengajar Biologi.

Setelah kejadian tersebut nampak Kamal dan Sandy bekerja seperti biasanya. Seakan tidak ada kejadian yang dialami mereka. Berdua sedang merekap kehadiran siswa peserta Try Out di koridor Masjid Salman ITB.

"Mal, kau yakin ga sama Kang Bisri bakal serius ?, tanya Sandy di hari Minggu saat Try Out pertama anak kelas tiga SMA.

"Ya, lah saya sangat yakin Kang Bisri bakal menepati janjinya. Ingat-ingat lagi, setiap ada kegiatan, apakah Kang Bisri pernah ingkar janji ?", jawab Kamal meyakinkan kawannya.

"Sekarang Kang Bisri terlihat lebih tenang dan sangat menjaga prinsipnya", Kamal menambahi paparnya ke Sandy karena dirasa masih kurang informasi tentang temannya ini.

"Kalau mereka jadi menikah, serasa kisah From Ganesha to Isola With Love, novel yang lagi laris", kata Kamal penuh semangat.

'"Kita yang jadi saksinya", kata Sandy tak mau kalah. Keduanya tersenyum bahagia dengan reka cerita masing-masing di Koridor Masjid Salman ITB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun