Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

From Ganesha to Isola with Love

20 September 2022   14:52 Diperbarui: 20 September 2022   15:04 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seolah diketahui berbohong, muka pun memerah. Telinga terasa panas. Keringat sedikit menemani punggung, namun kayaknya basah.

Hati saja yang berbicara sendiri. Memang Bisri belum menentukan pasti siapa yang akan menemani hidup nanti. Pernah ada hasrat dan dibuktikan dengan mencoba menanya kepada seorang gadis, namun dia belum siap kalau harus menikah. Pengalaman hanya itu saja.

Sore ini, kedua teman Bisri minta kepastian untuk melangkah lebih serius lagi. Keduanya nampak serius memikirkan Bisri. Dari sudut pandang yang berbeda, dilihat keadaan Bisri harus segera lulus, juga usia yang pantas untuk menikah.

"Kang, aku sudah ngomong kepada Teh Susi perihal kejadian tempo hari ", jelas Sandy menambahi.

"Teh Susi memang sedang tidak diikat dengan pria lain", papar Kamal dengan nada semangat.

"Tinggal keputusan Akang, kami sih hanya melihat sebuah kesempatan, kalau dirasa memberatkan pun ya ga usah diteruskan. Akang sudah cukup umur untuk menikah", jelas Sandy sambil menatap Bisri tajam.

"Kalau aku diam, tau kan artinya apa ?, jawab Bisri tenang

"Ya lah artinya setuju, kan !", jawab keduanya kompak dengan wajah mendadak berubah menjadi senang.

Bertiga terlibat obrolan serius tentang langkah apa yang harus ditempuh. Maklum kedua teman Bisri sudah dianggap bagian dari keluarga sendiri. Bisri termasuk mahasiswa yatim piatu, kedua orang tua sudah meninggal. Jadi teman-temannya dianggap bagian dari keluarga Bisri.

Jujur saja urusan berteman dengan lawan jenis apalagi secara serius membuat Bisri kelimpungan. Mesti apa yang dilakukan, dengan cara apa, atau memulai dari mana. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang tak henti-hentinya menghampiri. Setelah berdiskusi dengan beberapa teman lainnya, Bisri pun memiliki keyakinan untuk menjaga amanah masing-masing. Tidak saling memberi, hanya saling mengisi seadanya. Alias pertemanan saja tapi serius, begitu.

Apalagi dalam hal prinsip Bisri lebih pegang untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis. Ini juga perlu Bisri sampaikan. Rupanya prinsip inilah yang dicari sehingga Teh Susi memutuskan menerima pertemanan serius Kang Bisri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun