Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Concordia ke Merdeka

6 Juli 2022   21:36 Diperbarui: 6 Juli 2022   22:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                       DARI CONCORDIA KE MERDEKA

                                                                                                                       Oleh Abas Basari

Sengaja motor kesayangan di parkir di belakang gedung PLN. Berjalan kaki menyusuri jalan Cikapundung menuju jalan Asia Afrika. Tujuan kita adalah gedung bersejarah di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Ya Gedung Merdeka. Deretan tiang bendera seolah menyambut kita yang datang dari Cinunuk, Cileunyi.

Suasana sekitar Alun-alun Bandung memang cerah ceria. Walau panas tapi tertutupi oleh hawa dingin Bandung yang dataran tinggi. Langkah demi langkah menuju Gedung Merdeka terasa lama walau berjarak pendek karena tergoda dengan hiruk pikuk, lalu lalang orang, sekaligus penampilan tokoh Hero film kartun dengan gaya yang unik. Ditambah pula berfoto bersama tokoh tersebut sehingga bertambah ramai lah suasana.

Pengunjung yang sengaja mau masuk ke Gedung Merdeka pun bergerombol menunggu giliran. Sehubungan antrian masuk gedung cukup panjang, maka diputuskan hanya menikmati bagian luar saja.

Bandung dengan julukan yang beragam diantaranya Kota Budaya, dan Kota Pendidikan. Tertarik dengan hal tersebut maka saya membuat tulisan ini. Tulisan yang saya buat pun bercampur aduk antara hasil pengamatan  dengan hasil bacaan dari berbagai sumber tentang Gedung Merdeka.

Gedung Societeit Concordia 

Dibangun pada tahun 1895. Pada tahun 1920 sampai 1928 dilakukan renovasi besar-besaran. Nama pun berganti menjadi gedung Concordia yang berarti Harmonis. Berarsitektur khas art deco gaya Eropa. Bagian dalam dilengkapi ruang dansa dan ruang umum dengan hamparan lantai marmer dari Italia. Khusus ruang bar, lantai kayu berkualitas tinggi. Bagian langit-langit gedung menggantung lampu kristal.

Peruntukan andalan adalah tempat hiburan dan sosialisasi  orang Belanda yang bekerja di Bandung dan sekitarnya, di akhir pekan. Mereka berdansa, makan dan minum. Ramai dikunjungi saudagar pemilik perkebunan karet, teh, dan kina di sekitar tanah Pasundan.

Masa pendudukan Jepang. Nama Gedung Concordia berganti menjadi Dai Toa Kaitan. Digunakan sebagai tempat pertemuan tentara Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun