Mohon tunggu...
Abang Suher
Abang Suher Mohon Tunggu... Penulis - Tulis yang kamu kerjakan, kerjakan yang kamu tulis

Tinggal di Parepare, kota Pendidikan di Sulawesi Selatan, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Pesantren ke Boarding School

18 Juli 2021   12:16 Diperbarui: 18 Juli 2021   12:56 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : koleksi pribadi

Ranah psikomotorik tidak terlupakan dalam proses pem-bina-an di pesantren. Santri dibina untuk memperoleh basic life skill. Mereka dibina untuk hidup bersosial, hidup mandiri, kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen waktu, dll. Bahkan secara spesifik, beberapa pesantren membekali santri dengan keterampilan bertani, beternak, berdagang, usaha kreatif, dan berbagai keterampilan hidup lainnya. Melalui proses psikomotorik ini, basic life skill santri tercapai.

Ranah pendidikan yang tidak masuk dalam teori taksonomi bloom adalah ranah spiritual. Ranah ini, justru menjadi distingsi pesantren dengan sistem pendidikan lainnya di dunia. Hanya di pesantren, spiritual menjadi pelajaran pokok dan utama. Proses spiritual ini tentu saja berjalan dengan baik, karena pesantren menerapkan proses koginitif, afektif dan psikomotorik dengan dasar utamanya adalah ajaran dan nilai-nilai agama (spiritualitas). 

Melalui sistem didikan pesantren, tingkat kecerdasan manusia, seperti Intelectual Quotient (IQ) , Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ) dan kecerdasan terbaru, Trancendental Quotient (TQ) akan terbentuk secara integratif dan seimbang. Sejatinya, profil santri atau alumni pesantren merupakan perwujudan insan kamil atau ulul albab, yaitu manusia manusia dalam pandangan Islam.

Apakah anakku, Chong sudah mencapai itu? Tentu saja belum, masih sangat jauh. Bahkan belum menjadi apa-apa. Perubahannya tetap ada. Progresifitasnya tidak mengecewakan. Saya pun, tidak melihat dan menilai hasil. Pastinya, dia telah menjalani dan berproses. Itu sudah sangat cukup sebagai sebuah ikhtiar. Selebihnya, saya berdoa dan hanya berharap kepada-Nya. Reski, berkah atau hidayah, hanya dari-Nya.   

Setamat dari Pesantren Modern Rahmatul Asri, Chong memilih sekolah lain. Ada berbagai alasan, dia tidak melanjutkan pendidikannya di sekolah yang sama. Pilihannya jatuh di salah satu SMA di kota Parepare, yaitu UPT SMA 5 Parepare. Sekolah ini agak berbeda dengan SMA pada umumnya karena menerapkan sistem boarding school atau sekolah berasrama.

Tidak banyak sekolah negeri yang menerapkan sistem boarding school. SMA 5 Parepare, satu dari sedikit sekolah di Sulawesi Selatan. Sistem boarding school memiliki kemiripan dengan pondok pesantren. Keduanya sama, peserta didik tinggal di asrama. Bedanya, ada pada mata pelajaran atau kurikulumnya. Di SMA, siswa memperoleh mata pelajaran yang lebih sedikit. Hanya pelajaran yang diklaim "ilmu pengetahun umum". Di pesantren, lebih dari itu.

Meski pun sekolah negeri, biaya bersekolah di boarding school jauh lebih mahal dibanding sekolah negeri lainnya. Di sekolah ini, orangtua harus menanggung asrama dan fasilitasnya, biaya makan atau living cost, dan biaya operasional lainnya. Kesemua biaya tersebut tidak bisa ditanggung negara. Mungkin dengan alasan itu, sekolah seperti SMA 5 Parepare hanya dihitung jari di Indonesia. High cost!

Semoga saja, Chong mampu berproses di sekolah ini. Saya tak berharap prestasi akademik. Jika dia mampu, tentu saja baik baginya. Tetapi yang terpenting, kemampuan dia menjalani proses belajar. Karena saya meyakini, proses belajar itulah yang memberinya ilmu pengetahuan, sikap dan perilaku, pengalaman dan skill. Sehingga kelak, dia menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, agama, bangsa dan negaranya. Amin ya Rabbal Alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun