Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kilang Minyak Cilacap Perlu Berguru ke "Seniornya" Jika Tak Mau Langganan Nahas

15 November 2021   18:08 Diperbarui: 15 November 2021   21:28 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi RU IV Cilacap (kiri) dan RU III Plaju (kanan). Sumber kiri : Mattanews.co. Sumber kanan : Liputan6.com

Pada 24 Oktober 1995; pada 9 Maret 2008; pada 24 Januari 2010; pada 2 April 2011; pada 5 Oktober 2016; pada 11 Juni 2021 dan terakhri 13 Nopember 2021.

Dalam kebakaran terkini, salah seorang ekonom dari INDEF, Abra Talattov, menilai tingkat kerugian akibat kebakaran 31.000 kilo liter (kl) pertalite dengan harga jual ke konsumen itu setara dengan nilai  Rp 237 miliar. Itu belum termasuk rusak dan hancurnya sarana dan pra sarana di sekitar lokasi.

Terbakarnya kilang minyak RU di tanah air sebagaimana disebutkan di atas mungkin adalah sebuah risiko meskipun telah ada antisipasi pencegahan dalam berbagai bentuk teknologi. 

Akan tetapi terbakarnya RU Cilacap mengandung sarat makna. Begitu kentaranya sehingga BBC.com menulis dugaan "kesengajaan" dalam peristiwa terakhir.

Pengamat energi dari UGM, Fahmy Radhi menilai kebakaran itu terkait dengan pengaturan stok minyak yang terkait dengan hukum permintaan dan penawaran dalam harga pasar minyak di kalangan mafia (pengatur) harga minyak.

Artikel penulis sebelumnya edisi 3 April 2011 tentang analisa terbakarnya kilang minyak Cilacap  pada 2 April 2011 berjudul "Analisa Terbakarnya Kilang Minyak Cilcap ke 4 Kali" juga membeberkan masalah SOP dalam bekerja, termasuk SOP pencegahan kebakaran dan teknologi pencegahan kebakaran.

Pada saat kejadian pada 11 Juni 2021 sebelumnya, Gus Falah seorang anggota DPR RI pernah meminta agar Pertamina jangan buru-buru memecat pihak yang dituduh lengah, karena banyak faktor penyebab, salah satunya adalah teknoplogi pencegahan kebakaran.

Terlepas dari benar tidaknya dugaan mafia pengatur stok bahan bakar, menganggap enteng SOP dan rendahnya mutu tekonologi pencegahan kebakaran atau mungkin juga faktor human error, faktanya adalah RU IV Cialacap betul-betul menimbulkan pertanyaan.

Di tempat lain, RU III Plaju adalah RU pertama, usia salah satu sumurnya telah mencapai 100 tahun lebih. Selama puluhan tahun juga mengalami hujan disertai petir dan badai. Nyaris tidak terdengar insiden berbahaya dan membahayakan di sana, padahal berada di tengah mafia-mafia "cap kampak" pencuri minyak dan pembuat sumur-sumur minyak tradisional.

Dengan Visi "Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Nasional yang Kompetitif di Asia Pasifik pada 2025" RU III Plaju masih anak bawang dalam hal kapasita yang hanya 118 juta barel per hari  atau "million barrel steam per day (MBSD), jauh di bawah RU IV Cilacap 348 MBSD per hari.

Sumber : Databooks.katadata.co.id. edisi 29/3/2021. Diedit dan tambahkan oleh penulis
Sumber : Databooks.katadata.co.id. edisi 29/3/2021. Diedit dan tambahkan oleh penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun