Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Dasar Bayar Kompensasi Setelah Tembak Jatuh Pesawat Komersial?

24 Juli 2021   07:25 Diperbarui: 31 Juli 2021   20:21 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: fighterjetsworld.com

Berbeda dengan pesawat militer atau tempur, peristiwa tertembak jatuh pesawat komersial sangat jarang terjadi di seluruh dunia.

Sejak 1950, beberapa peristiwa jatuhnya pesawat komersial akibat ditembak yang dapat penulis angkat dalam artikel ini hanya beberapa saja, yaitu :

23 Juli 1954, sebuah pesawat Douglas DC-4, Cathai Pacific Airways jatuh di atas pulau Hainan. Pelakunya adalah pasukan pemberontak La-11 Lavochkin.

27 Juli 1955, pesawat El-Al Flight Israel jatuh di Bulgaria. Pelakunya pesawat tempur Bulgaria karena tidak mengizinkan pesawat dari Austria ke Israel itu melintasi ruang udaranya.

20 April 1978, sebuah Korean Air Lines ditembak jatuh di Murmansk oleh pesawat tempur Soviet

3 September 1978 dan 12 Pebruari 1979  berturut-turut pesawat Rodhesia Airways (kini Zimbabwe) jatuh di Harare oleh milisi ZIPRA Zimbabwe

1 September 1983, Korean Airlines KAL Flight 707 ditembak jauh di atas pulau Sakhalin oleh pesawat tempur Rusia

24 Pebruari 1985, pesawat riset Dornier milik Jerman jatuh di West Sahara oleh milisi Polisario

3 Juli 1988 saat terjadi perang Teluk, pesawat A300 Iran ditembak jatuh di udara. Sebuah rudal yang dilepaskan dari kapal induk Vincenness menghancurkan Airbus tersebut.

27 Juni 1985, pesawat Itavia DC-9-15 Italia jatuh di Sisilia ketika sedang terjadi latihan militer bersama antara AS, Prancis, Italia dan Libia (ketika itu masih berteman dengan barat) Pelakunya misterius sampai sekarang

11 Juni 1987, sebuah pesawat komersil Afganistan Antonov-26 jatuh di provinsi Khost akibat dihantam misil petempur Mujahiddin ketika itu.

29 September 1998, Antonov -24RV, Sri Lanka jatuh di pantai Sri Lanka akibat ditembak pasukan pembebasan Macan Tamil Elam.

4 Oktober 2001, sebuah Tupolev, Siberian Airlines flight 1812 berangkat dari Tel Aviv ke Novosibirsk (Rusia) ditembak jatuh di laut Hitam oleh misil darat ke udara (SAM) dalam sebuah latihan militer Rusia-Ukraina.

Belakangan militer Ukraina yang bertanggung jawab membayar kompensasi 15 juta dollar AS.

9 Januari 2007, sebuah pesawat komersil Antonov-26 jatuh menjelang tiba di pangkalan udara Balad, dilakukan oleh milisi tentara Islam di Irak.

17 Juli 2014, sebuah Boeing 777 200-ER Malaysia Airlines, nomor penerbangan MH 17 jatuh di desa Grabovo, kawasan pertempuran di Donetsk, Ukraina . Sebuah misil S-200 menghantam pesawat tersebut hingga menewaskan 298 orang di dalamnya dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.

8 Januari 2020, pesawat komersial Ukraina Airlines Flight 752 ditembak jatuh sesaat tinggal landas dari bandara internasional Imam Khomeini, Teheran akibat salah deteksi. Seluruh penumpang dan kru berjumlah 176 oran tewas.

4 Mai 2020, giliran East African Express Airway, Kenya ditembak jatuh menjelang tiba di Somalia. Pasukan nasional Ethiopia yang melakukan tembakan

Dari beberapa daftar peristiwa sejak 1950 di atas terlihat alasan utama penembakan terhadap pesawat komersial karena memasuki kawasan tanpa izin, diserang milisi atau pemberontak. Selain itu juga karena salah mendeteksi obyek.

Semudah itukah alasannya, padahal telah lama ada aturan internasional tentang aturan penerbangan sipil dan komersial untuk seluruh negara (dunia) antara lain adalah :

  • Konvensi Paris 1919 mewajibkan setiap negara menutup ruang udara untuk sipil di atas kawasan pertempuran
  • Rancangan The Hague Rules of Air Warfare, 1923
  • Konvensi Chicago 1944 (Diratufukasi dalam protocol 1984 Montreal)
  • Konvensi ICAO 1971 atau disebut juga Konvensi Montreal 1971 (telah diratifikasi dalam protocol Montreal 1984)
  • Statuta Roma 1998
  • Konvensi Beijing 2010 serta Protocol Beijing 2010 " The Convention on the Suppression of Unlawful Acts relating to International Civil Aviation."

Kita tidak mengupas satu per satu dasar hukum di atas karena dapat diakses pada berbagai sumber, diantaranya sumber ini. Tapi dari semua sumber di atas pada prinsipnya memberikan aturan tentang beberapa pedoman sebagai berikut :

  • Kewajiban negara yang ruang udaranya dilintasi pesawat (negara kolong)
  • Kewajiban pada maskapai komersial mematuhi aturan yang berlaku di negara kolong
  • Kewajiban ATC setiap negara kolong memberi route aman untuk pesawat yang akan melintasi antar negara
  • Memberi aneka kriteria dan standard dalam berbagai macam operasional penerbangan komersil: Pedoman tentang cara investigasi kecelakaan, peralatan navigasi udara, misi pencarian dan keselamatan, fasilitas standard di darat dan sebagainya.
  • Mengatur besaran kompensasi yang harus ditanggung negara yang menembak pesawat komersial yaitu : kompensasi langsung sebesar 232.000 dollar Kanada per korban jiwa dan Pembayaran tingkat ke dua yakni kompensasi akibat kelalaian yang merugikan keluarga korban. (Dimuat dalam Montral Convention. Sumber : Ini)

Oleh karenanya Ukraina pernah  bayar kompensasi hampir 16 juta dollar AS atas tertembaknya pesawat komersil Siberian Airlines flight 1812 pada 4 Oktober 2001. 

Meski diliputi keraguan, Ukraina tetap membayar kompensasi @200 ribu dollar AS untuk 78 korban jiwa pada 20 Nopember 2003 atau 2 tahun setelah peristiwa. 

Begitu juga AS pernah "membayar" kompensasi sebesar 131 juta dollar AS pada Iran. Meskipun pembayarannya dipecah-pecah 3 bagian :

  • Bagian pertama dibayar tunai 61,8 juta dalam bentuk joint account Iran - AS di Bank Swiss.
  • Bagian ke dua 55 juta dideposito di Bank sentral AS untuk membayar utang-utang dan persoalan perbankan Iran dengan AS.
  • Bagian 3 sebesar 15 juta dollar AS disimpan di Bank sentral Belanda guna membayar kerugian pada saat penyerbuan ke gedung Kedubes AS di Teheran pada Revolusi Iran (30 April - 5 Mei 1980).

Hal yang sama dilakukan Iran saat membayar kompensasi sebesar @150 ribu dollar AS untuk setiap korban dalam peristiwa jatuhnya pesawat komersil Ukraina Airlines flight 752 pada 8 Januari 2020.

Pada Mai 1996, Rusia juga pernah membayar kompensasi sebesar 10 juta dollar AS atas penembakan pesawat komersil KAL Flight 007 yang menewaskan 183 orang pada 1 September 1983. Pembayaran dilakukan setelah 13 tahun kejadian.

Argumen sebuah negara mengatakan lebih mengutamakan keselamatan warga negara sendiri ketimbang warga negara lain yang lebih kecil (dalam kabin pesawat) sesungguhnya adalah alasan menghindari dari membayar kompensasi.

Padahal sebesar apapun kompensasi sebetulnya tidak setara dengan nilai kehilangan orang-orang yang dicintai.

Aturan kompensasi yang lebih tegas BELUM ada aturannya tapi musti didorong berlakunya agar menjadi semacam warning bagi sebuah negara lebih berhati-hati, tidak main perintah tembak.

Di luar itu sebaiknya pesawat komersil masa kini disematkan teknologi yang mampu memberi informasi tentang dirinya pada radar lawan secara jelas dan panggilan radio yang tidak terjawab atau kurang jelas.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun