Oleh karenanya Ukraina pernah bayar kompensasi hampir 16 juta dollar AS atas tertembaknya pesawat komersil Siberian Airlines flight 1812 pada 4 Oktober 2001.
Meski diliputi keraguan, Ukraina tetap membayar kompensasi @200 ribu dollar AS untuk 78 korban jiwa pada 20 Nopember 2003 atau 2 tahun setelah peristiwa.
Begitu juga AS pernah "membayar" kompensasi sebesar 131 juta dollar AS pada Iran. Meskipun pembayarannya dipecah-pecah 3 bagian :
- Bagian pertama dibayar tunai 61,8 juta dalam bentuk joint account Iran - AS di Bank Swiss.
- Bagian ke dua 55 juta dideposito di Bank sentral AS untuk membayar utang-utang dan persoalan perbankan Iran dengan AS.
- Bagian 3 sebesar 15 juta dollar AS disimpan di Bank sentral Belanda guna membayar kerugian pada saat penyerbuan ke gedung Kedubes AS di Teheran pada Revolusi Iran (30 April - 5 Mei 1980).
Hal yang sama dilakukan Iran saat membayar kompensasi sebesar @150 ribu dollar AS untuk setiap korban dalam peristiwa jatuhnya pesawat komersil Ukraina Airlines flight 752 pada 8 Januari 2020.
Pada Mai 1996, Rusia juga pernah membayar kompensasi sebesar 10 juta dollar AS atas penembakan pesawat komersil KAL Flight 007 yang menewaskan 183 orang pada 1 September 1983. Pembayaran dilakukan setelah 13 tahun kejadian.
Argumen sebuah negara mengatakan lebih mengutamakan keselamatan warga negara sendiri ketimbang warga negara lain yang lebih kecil (dalam kabin pesawat) sesungguhnya adalah alasan menghindari dari membayar kompensasi.
Padahal sebesar apapun kompensasi sebetulnya tidak setara dengan nilai kehilangan orang-orang yang dicintai.
Aturan kompensasi yang lebih tegas BELUM ada aturannya tapi musti didorong berlakunya agar menjadi semacam warning bagi sebuah negara lebih berhati-hati, tidak main perintah tembak.
Di luar itu sebaiknya pesawat komersil masa kini disematkan teknologi yang mampu memberi informasi tentang dirinya pada radar lawan secara jelas dan panggilan radio yang tidak terjawab atau kurang jelas.
abanggeutanyo