Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terhadang Pandemi Covid-19, Semangat Inovator Asap Cair Tempurung Kemiri Ini Menginspirasi Kita

28 Agustus 2020   17:32 Diperbarui: 28 Agustus 2020   17:29 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan penuh keyakinan ia mempersiapkan diri melakukan penelitian-demi penelitian yang menguras tabungan pribadi. Bahkan suatu ketika sampai harus jual mobilnya, tapi apa daya hanya berjalan seadanya. Penelitian belum membuahkan hasil.

Pada 2014 dia memperoleh bantuan riset dengan memenangkan hibah riset terapan dari ristek Dikti selama 3 th berturut.

Tahun pertama mendapat bantuan "persoalan klasik" masih terjadi. Dana bantuan hanya bisa untuk membeli tabung reaktor berkapasitas 100 kg hampir 200 juta rupiah sehingga ia dan mahasiswanya harus peras otak menciptakan konsep tabung reaktor disain sendiri sistem single unit. Setelah itu baru minta bantuan pada tukang las profesional merakitnya.

Pada 2015 sedikit demi sedikit permasalahannya diatasi. Bantuan Riset Dikti tahap 2 ia bisa menambah satu unit lagi reaktor yang diparalelkan sehingga menambah kualitas asap cair yang dihasilkan dari awalnya pekat jadi lebih jernih.

Pada 2016 pengujian terus dilakukan hingga asap cair yang dihasilkan benar-benar telah bening akan tetapi pengujian lainnya pun tetap dilakukan untuk pengembangan produk apa saja yang dapat dihasilkan dari berbagai unsur atau senyawa yang dihasilkan oleh asap cair tersebut.

Dari sana dia menemukan fakta bahwa dalam asap cair menemukan unsur dan senyawa yang dapat digunakan untuk beberapa manfaat disebutkan diatas. 

Tetapi ternyata itu BELUM sempurna karena dalam asap cair yang dihasilkannya masih mengandung unsur Tar. Ia berusaha bagaimana agar Tar itu bisa dipisahkan secara total dari asap cair melalui alat destilasi yang juga dirancangnya sendiri. 

Pada 2017 Tar sudah dapat dipisahkan dari asap cair tersebut sehingga pada 2018 merencanakan pilot plant (skala besar) untuk tujuan uji coba pada beberapa kolega dan rekan sejawat. 

Pada 2019 ibu Sulhatun kembali memperoleh bantuan untuk calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPPBT) dari Ristekdikti untuk pengembangan alat Pyrolisa Double Unit Condensor 4 in 1 yang bisa menghasilkan 4 produk asap cair dari 1 kali proses.

Secara umum ia menjelaskan pada penulis bahwa hasil temuannya melalui proses yang penulis sederhanakan sebagai berikut :

  • Dari proses pirolisa dan destilasi menghasilkan asap cair yang dapat digunakan untuk industri perkebunan dan industri peternakan.
  • Sementara itu asap cair grade 3 hasil pirolisa dan destilasi diperoleh produk  asap cair sbg flovour dan antiseptik. 
  • Selanjutnya dilakukan destilasi 2x pemurnian untuk menghasilkan asap cair sebagai bahan pengawet alami.  
  • Produk samping berupa Tar dipergunakan untuk membuat briket atau arang aktif.

Mudah sekali kelihatannya bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun