Mohon tunggu...
Purnama Syaepurohman
Purnama Syaepurohman Mohon Tunggu... Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, Sustainability provocateur, open mind, Edukasi, Literasi Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Film

Cinta dalam Ikhlas

6 April 2025   22:10 Diperbarui: 6 April 2025   22:10 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta itu adalah kata yang membawa manusia kepada imajinasi yang berkembang luas. Cinta membawa manusia ke berbagai media untuk menggambarkannya, teater, film, novel, cerita pendek, puisi, dan sebagainya. Cinta yang digambarkan membawa satu sistem nilai dari budaya mana cerita itu berkembang, serta sistem nilai apa yang menjadi support system cerita cinta tersebut. Kisah seribu satu malam, kisah Laila majnun, kisah Romeo dan Juliet, Kisah Siti Nurbaya, Cinta dan Rangga, Habibie dan Ainun, adalah beberapa dari Kisah Cinta yang mengisi memori kolektif manusia modern Indonesia.

Cinta dalam Ikhlas pertama kali beredar di grup percakapan. Karena pada film tersebut terdapat promosi kampus Muhammadiyah di Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka). Penulis merasa bangga, karena baru ini ada inovasi promosi kampus Muhammadiyah melalui film layar lebar. Saat ini, munculnya promosi di sinetron televisi sudah hal yang biasa. Bahkan Kampus Universitas Bung Karno juga muncul pada sinetron Ramadan

Cerita film ini sederhana saja, tentang seorang anak remaja yang merasakan cinta kepada seorang siswi yang taat beragama. Sehingga dia memantaskan diri agar bisa mendapatkan cintanya. Cinta SMA harus memasuki babak baru, karena harus fokus ke cita-cita masing-masing. Anak lelaki kuliah di Bandung, dan perempuannya kuliah di Kampus Muhammadiyah di Jakarta.

Di Bandung, anak lelaki kuliah sambil berbisnis dengan beragam dinamikanya. Di Jakarta, anak gadis berkuliah dengan tekun, dan sang ayah ingin menjodohkannya dengan pilihan ayahnya.

Akhir ceritanya adalah kebahagiaan. Ending story is a happy ending. Sang lelaki menjadi yang pertama melamar cinta SMA nya, beberapa menit sebelum pelamar pilihan bapaknya datang. Maka terjadi dialektika antara Bapak yang ingin yang terbaik untuk anaknya, Calon menantu yang menerima interogasi dan intimidasi sang bapak, dan akhirnya ditemukan titik temu. Film dengan sutradara yang menyutradarai Film Buya Hamka ini, Fajar Bustomi, merupakan film dakwah kekinian. Kalau dahulu ada Film-film Rhoma Irama, kemudian Ketika Cinta Bertasbih, ini adalah kelanjutannya. Mengajarkan anak muda tentang cinta dalam perspektif agama Islam yang bebas dari unsur pacaran. Film diproduksi oleh Starvision, ditulis oleh Oka Aurora dengan Produser Chand Parwez Servia dan Riza

Ada scene seorang teman mahasiswi yang mengajak bertaaruf, namun ditolak dengan halus. Karena sang tokoh ingin mencoba mengejar cinta pada pandangan pertamanya di bangku SMA. Kemudian ada juga adegan seorang Bapak yang ingin menjodohkan tokoh utama dengan anaknya. Bapak yang bertemu di bis saat perjalanan pertama dari Cianjur, tempat asal tokoh utama, menuju Bandung. Padahal, teman si tokoh sudah akan melamar. Namun karena sang Bapak sakit, setelah tokoh utama menolak untuk dinikahkan, maka tokoh utama dan anak sang Bapak bersepakat untuk menikah. Namun karena sang Bapak melihat gelagat, akhirnya dinikahkan kepada teman si tokoh utama.

Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, yang ditulis oleh Bayu Adhitya, alias Kang Abay, yang juga aktif sebagai content creator dan motivator. Hastag yang dipopulerkan antara lain #singlelillah dan #cintapositif. Kiprah dari Kang Abay bisa diikuti di Saluran Youtube pribadinya. Bagi organisasi Islam di kalangan pelajar dan mahasiswa, mendatangkan Kang Abay sebagai narasumber untuk membahas isu-isu atau kajian pranikah akan sangat menarik. Karena yang disampaikan sejalan dengan nilai-nilai Islami yang teguh dengan nilai-nilai Islam berkemurnian dan berkemajuan.

Melihat tren film Indonesia saat ini, awal 2025, film horror masih mendominasi, selain itu ada tren film komedi dan film yang based on true story. Film ini memiliki umur yang singkat di bioskop layer lebar. Sudah bisa dilihat di Netflix.  Film bagus bagi pembelajaran generasi muda muslim tentang cinta yang sesuai dengan ajaran agama. Bahwa cinta itu adalah harus diperjuangkan, namun yang paling penting adalah bagaimana cinta manusia itu bisa mendekatkan diri kepada Cinta Ilahiyah. Cinta-cinta yang lebih utama adalah cinta Allah, Cinta Rasulullah, Cinta Orang tua, kemudian cinta-cinta lainnya akan berkembang dengan sendirinya.

Cinta tanpa pacaran apakah bisa? Di film ini diceritakan bagaimana hal ini terjadi. Ketika berbicara selalu ada orang ketiga dan di tempat yang terbuka. Pembicaraan yang berbobot mencirikan remaja-remaja yang belajar ilmu agama dengan tekun di sekolah. Kalau berminat, menikah. Untuk menikah harus punya modal. Untuk punya modal, harus mapan, bisa menghasilkan uang untuk keluarga. Kemudian memantaskan diri menjadi calon imam di rumah tangga dengan belajar ilmu agama yang mumpuni. Maka datanglah ke rumah, temui orang tua perempuan yang disukai, dan melamar. Lika liku menuju cinta itu adalah takdir Allah yang sudah digariskan. Jodoh itu adalah rahasia Tuhan, namun perlu diperjuangkan.

Tokoh utama datang ke rumah gadis incaran pertama kali, tidak diacuhkan sang Bapak. Datang kedua, hampir saja keduluan oleh pelamar yang dipilih sang bapak yang datang berombongan dengan mobil, dengan calon menantu seorang dokter. Sedangkan tokoh utama datang bermotor dari Bandung. Tetapi ia menjadi yang pertama datang dan masuk ke rumah. Pelajaran penting bagi generasi muda, bahwa cinta itu perlu diperjuangkan. Untuk mencari cinta yang benar-benar menjadi jodoh, perlu menghadap Yang Maha Kuasa, agar ditunjukkan siapa yang benar-benar jodoh. Karena belum tentu apa yang terbaik dirasakan saat ini, belum tentu baik di sisi Allah SWT.

Jika melihat berbagai keluarga. Cinta dalam keluarga itu memang sebuah proses yang terus menerus bertumbuh. Ibarat vas bunga yang harus selalu disiram. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Cinta itu harus dipelihara berdua, dan akan saling menguatkan. Jika tidak, jika masing-masing sibuk dengan ego, maka tidak heran aka nada perceraian. Walaupun sudah menikah puluhan tahun, tetapi tidak saling menjaga hati, perceraian terjadi. Tidak ada keterbukaan dan saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun