Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kurasi Musik Bens Leo

1 Desember 2021   07:47 Diperbarui: 3 Desember 2021   11:15 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi studio musik. (sumber: pixabay.com/rafabendo)

Untuk menjadi wartawan musik seperti itu, tentu saja harus terus menerus meriset bagaimana industri musik tanah air. Memiliki wawasan yang luas, sering observasi ke lapangan, bergaul dengan para pemusik Indonesia. Seperti yang sering disampaikan oleh media massa terpandang di Indonesia. 

Bedanya wartawan sekarang dengan wartawan dulu adalah kemampuannya untuk menyajikan produk jurnalistik berkualitas. Tidak sekadar deskripsi lapangan, apalagi sekedar click bait.

Saat ini dunia industri musik berubah pesat. Mengiringi globalisasi cepat dunia internet. Banyak talenta musik bertebaran di media sosial maupun media berbasis internet lainnya. 

Ada Alip Bata, seseorang yang biasa saja, tetapi memiliki kemampuan bermain gitar finger style yang kelas dunia, sehingga video bermusiknya banyak di komentari oleh pemusik maupun orang-orang yang sengaja membagi-bagikan videonya dengan membandingkan dengan video lainnya.

Semisal saat Alip Bata memainkan lagu  Hotel California, disambung dengan pemusik Korea memainkan lagu yang sama dengan gaya finger style juga. 

Semoga ke depan industri musik Indonesia akan menemukan pejuang kualitas musik selanjutnya, penerus Bens Leo. 

Bukan sekedar pemusik atau penyanyi yang syairnya sedikit lalu diulang-ulang terus, numpang tenar, aji mumpung, serta menawarkan keindahan fisik semata. Walaupun tidak dipungkiri masyarakat kita masih menyukai hiburan seperti itu. 

Sebagai generasi X, saya sejaman dengan perkembangan PADI, DEWA, saat ini terkaget=kaget juga melihat bagaimana kualitas Fiersa Besari, Payung Teduh, dan lainnya yang muncul didukung internet. 

Ada lagi musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono yang menurut saya cukup legendaris, Ari Reda, tidak ada tandingannya. Musik Paduan Suara Mahasiswa juga banyak yang berkualitas. 

Sebagai pengamat kualitas odong-odong saya hanya menikmati, tapi tidak tahu harus komentar apa, jaya musik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun