Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadi Elang atau Jadi Bebek

25 Maret 2018   22:15 Diperbarui: 25 Maret 2018   22:49 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi bebek enak, nyaman dalam gerombolannya. Kemana gerombolan menuju, disitulah aku berada. Bebek merasa nyaman dengan koor. Bagaimana nih pemilihan pengurus baru badan usaha kita. Lanjutkan atau pemilihan? 

Bebek akan menjawab lanjutkaan. Alasannya apa? wah ini sabtu, biar cepet pulang. Walaupun dalam kenyataannya, apa yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang ada. Maka beberapa elang akan menolak bebek. Dan kenyataannya bisa menang melawan 180 an koor yang menyatakan setuju. wkwkwkwk. Artinya adalah itulah kualitas kita yang perlu ditingkatkan. 

Jadi elang enak, memiliki sudut pandang lebih luas, kepak perjalanan lebih panjang melintasi hutan belantara, gunung dan lautan. Elang sendirian, menempuh semuanya dengan kesendiriannya. Belajar jadi elang adalah belajar menjadi sesuatu yang melebihi yang biasa. Jadi elang gak enak, karena harus selalu "stay hungry stay fool". Setiap hari dipenuhi dengan peperangan. Hadapi sajalah "CARPE DIEM". SEIZE YOUR DAY!

Setiap orang memiliki pilihan masing-masing. Generasi milenial ingin bebas, Jadilah elang. Tapi kalau yang masih worry dengan rejeki dan mencari kemapanan seperti yang dinasehatkan oleh papa mamah generasi baby boomers atau gen X. Jadilah pegawai negeri. Pilihan yang jelas, cerah bagi calon mertua. 

JAdi terkadang masalahnya bukan pada tua dan muda. Tetapi pada pilihan hidup. Menjadi bebek atau menjadi elang. Banyak yang muda ingin menjadi bebek, sebanyajk yang tua. Menjadi aparatur sipil negara didamba. Meskipun harus mengambil gelar sarjana kedua, meskipun sudah lulus master di universitas ternama. Kalau perspektifnya mencari keamanan, maka itu harus ditempuh. 

Bagi para elang teruslah berusaha. Dan jangan pedulikan omongan orang. Karena hidup kita adalah urusan kita. Buat apa sibuk mendengarkan urusan kita diperbincangkan oleh orang lain, padahal kita sendiri yang lebih tahu tentang diri kita. 

Rejeki itu setiap orang ada jalurnya masing-masing. Jangan ngiri, seperti kolonel tukang jual ayam goreng. Memperoleh sukses besar justru ketika ia di usia tujuh puluhan. So, carpe diem. Hiduplah untuk hari ini, seakan-akan kamu akan mati besok. Buatlah yang terbaik. 

Dan berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu mau hidup seribu tahun lagi. Artinya apa yang kita tanam kebaikan harus dengan kerelaan, demi masa depan kemanusiaan. Mungkin kamu adalah dtakdirkan menjadi elang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun