Mohon tunggu...
attamami ikhlasul arif
attamami ikhlasul arif Mohon Tunggu... Atlet - masih kuliah

ES 3 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Kehalalan Makanan bagi Masyarakat

28 Mei 2020   06:29 Diperbarui: 28 Mei 2020   06:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita sebagai umat muslim haruslah mengonsumsi sesuatu makanan yang halal. Makanan halal merupakan suatu makanan yang dibolehkan untuk dikonsumsi berdasarkan ketentuan syari'at Islam, sehingga makanan yang diharamkan oleh Islam tidak boleh dikonsumsi oleh manusia.. 

Mengonsumsi makanan yang halal dapat memberikan kita banyak manfaat, baik berupa kesehatan tubuh ataupun berupa pahala karena selalu menghindari makanan yang haram. Maka dari itu dalam mengonsumsi makanan, alangkah baiknya kita mencari tau kehalalannya dimana, di proses pembuatnya kah, di bahan kah, atau cara kita mendapatkannya. Memang tidak ada hukum bagi yang tidak tau, tetapi kita juga tidak boleh diam saja dan mencari tau halal dan tidaknya suatu makanan.

Di Indonesia mayoritas beragama islam, jadi wajar jika negara melindungi umat islam dari mengonsumsi makanan, obat-obatan, kosmetik yang berasal dari jenis dan zat yang tidak halal. Namun faktanya, di Indonesia pengendalian kehalalan produk makanan baru sebatas pada persoalan kandungan bahan, lingkungan proses pengolahan, dan prosedur standar prngolahan. Bagaimana dengan cara memperoleh bahan pangan, jenis bahan pangan, atau cara penyembelihan jika bahan pangan tersebut adalah daging binatang belum mendapat perhatian. Tentu menjadi sebuah keprihatinan dan jika komoditas pangan yang beredar di masyarakat belum terjamin kehalalannya maka umat islam adalah pihak yang dirugikan.  

Oleh sebab itu ada dua cara menentukan, apakah makanan itu halal atau tidak. Yaitu dengan cara; pertama, dilihat dari dzatnya terlebih dahulu, dimana makanan halal pastinya tertulis di dalam Al-qur'an, makanan tersebut bermanfaat, tidak menjijikkan, tidak kotor, tidak berbahaya dan sebagainya. 

Jika makanan tersebut mengandung sesuatu yang di larang di dalam hal tersebut semisal saja, ada suatu makanan yang menjijikkan, tidak bermanfaat dan juga kotor. Itu tidak bisa dikatakan makanan yang halal. Kedua, di lihat dari wasabi(cara memperoleh) nya. Apakah makanan tersebut cara memperolehnya itu halal atau tidak, apakah makanan tersebut cara memperolehnya dengan Riba apa tidak. 

Jika suatu makanan mengandung Riba, ataupun cara memperolehnya dengan mencuri dan sebagainya yang di larang oleh Allah, maka makanan tersebut termasuk makanan yang Haram. Maka dari itu penting bagi kita sebagai umat islam untuk mencari tau kebenaran mengenai makanan yang kita konsumsi agar kita terhindar dari hal-hal yang buruk dan bisa mendapatkan manfaat dari makanan yang kita konsumsi.

Masyarakat di Indonesia tidak sedikit yang mengutamakan makanan yang halal karena mereka tau manfaat yang akan didapat. Mereka juga menghindari makanan yang dicurigai tidak halal, maka dari itu peran pemerintah sangat penting dalam hal ini, untuk selalu memperhatikan apa yang dikonsumsi masyarakatnya, halal atau haramkah makanan yang dikonsumsi, agar masyarakatnya bisa hidup sehat dan mendabatkan barakah dari makanan yang dimakan. 

Dan pemerintah juga harus bisa memantau keluar masuknya makanan agar benar-benar terjamin kehalalanya. Produk dalam negeri sudah banyak yang dinyatakan halal oleh MUI dan kita bisa melakukan pengecekan produk apa saja yang sudah dinyatakan halal oleh MUI melalui website resmi milik MUI. 

Dengan begitu masyarakat bisa memastikan bahwa makanan yang di konsumsi benar-benar halal. Dan perlu diingat juga untuk tetap hati-hati, karena meskipun sudah berlebel halal tak sedikit perusahaan yang masih menggunakan bahan yang tidak halal, maka dari itu tetap mencari informasi tentang kehalalanya, karena mengonsumsi makanan halal merupakan perintah dari Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun