Mohon tunggu...
A. Ali
A. Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - masih belajar

Arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak D dan Spirit Pelestarian

18 Februari 2023   09:30 Diperbarui: 18 Februari 2023   09:31 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Nulis jurnal itu penting, tapi buku juga tak kalah penting, karena buku dapat bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas”

Penggalan obrolan saat kami hendak menuju Gedung Filateli Jakarta pada hari kamis 16 Februari 2023, agenda pertemuan dengan kolega beliau yang sudah direncanakan sehari sebelumnya. “I am waiting for you in halte Manggarai Station” whatsapp beliau sesaat sebelum saya tiba di stasiun Manggarai. Pagi itu dengan gaya yang khas mengenakan topi dan menggendong tas rangsel di pundak kanan.

Perjumpaan dengan Pak Candra nama yang beliau perkenalkan ternyata bukan teman biasa, bapak ini merupakan sahabat lama Pak Dar waktu masih aktif di PT Post Indonesia. Pak Candra adalah orang “penting” di Pemda DKI bagian Cagar Budaya dan Pak Dar adalah kolega untuk urusan pelestarian cagar budaya.

Obrolan tentang prangko, mengawali kehangatan suasana sesekali panas karena memang Pak Dar sangat antusias. Sebab setidaknya beliau pelaku sejarah dan tahu “sedikit banyak” lika-liku perjalanan perusahaan plat merah ini. Pak Canda tertarik begitupun dengan saya untuk membuat prangko versi sendiri tapi tentu bukan foto diri kami tapi barangkali karya atau apapun yang digemari.

Kita santai tapi sedikit serius ya Pak, ujar Pak Candra pria berlatar belakang pendidikan arkeolog ini, dengan teliti beliau menunjuk gambar denah Gedung Filateli buku karya Sudarmawan Juwono dengan judul “Menuju Pelestarian Gedung Filateli Jakarta Eks Kantor Pos Lama Pasar Baru Jakarta (1913-2008).” Diterbitkan oleh Post Heritage dan Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan Universitas Bung Karno Jakarta tahun 2008.

Buku ini “sepertinya” adalah alasan utama dari agenda di hall Gedung Filateli, Pak Candra lengkap dengan tim survei, menanyakan detail gedung dengan sumber utama buku Pak Dar dan tentu ia selaku nara sumber utama. Sebab selain menuliskan buku, beliau adalah pelaku dan saksi sejarah perubahan-perubahan yang terjadi pada bangunan Gedung Filateli.

Pecinta Buku

Layak disematkan untuk Pak Dar, “pria pecinta buku.” Rumah beliau penuh dengan buku bak perpustakaan dengan banyak sekali koleksi, aga,ma sejarah, sastra, budaya, buku langka, kliping koran dan tentu buku-buku tentang arsitektur dan perkotaan sesuai dengan disiplin ilmu beliau. Baginya menulis adalah aktivitas yang tidak terpisahkan dari membaca, seperti yang ia sampaikan “terus menulis agar ada yang selalu kita baca.”

Ketertarikan ia pada gedung Filateli bangunan peninggalan masa kolonial sejak pertama kali ia melihatnya di tahun 1996. Kekhawatiran terhadap minimnya catatan sejarah dari gedung, bahkan ia duga tidak ada sama sekali, mendorong beliau untuk membuat buku yang memotret dengan serius aspek kesejarahannya, kondisi lingkungan sekitar, hubungan-hubungan strategis bangunan dan fungsinya terhadap aktivitas manusia, ruang yang khas, sampai detail lantai, elemen pintu, kaca, lubang angin, kaca patri, dan langgam arsitektur yang menurutnya bergaya Art-Deco.

Dari buku yang merekam dan mengupas gagasan pelestarian inilah kami berbincang dan sama-sama menelusuri perubahan Gedung Filateli, mencocokkan dengan isi buku, dan juga menggali kesaksian dari Pak Dar sepanjang beliau bertugas. Pria kelahiran Wonosobo, 22 November 1966 dengan sigap menjelaskan apa yang ia tulis dan detail-detail yang ia ingat dari setiap perubahan yang ada.

Inilah yang ia maksud diawal perbincangan bahwa pentingnya membuat buku, terbukti bermanfaat. Buku karyanya ini sangat membantu tim survei bangunan bersejarah yang masih muda-muda berlatar arsitek dan arkeolog ini untuk mendapatkan banyak informasi. menurut nya beberapa poin gagasan hanya bagian kecil dari bahan studi S2 yang ia tempuh di Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang tahun 2022 silam.   

Gagasan Pelestarian

Rasa khawatir jika tidak menghimpun informasi maka suatu saat akan kehilangan jejak sejarah dari Gedung Filateli saat melakukan tindakan pelestarian. Inti gagasan Pak Dar ada disini, bahwa pelestarian adalah warisan pengetahuan yang wajib dirawat oleh generasi pada zaman nya untuk diwariskan bagi generasi penerus. Apapun itu mau restorasi, rehabilitasi atau tindakan konservasi lainnya, pengetahuan harus lestari bagi setiap zaman salah satu jalan yang iya tempuh adalah dengan membuat buku.

Lulusan pertama Program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan Universitas Diponegoro ini, antusias menjawab setiap pertanyaan dari tim sembari menunjukkan posisi-posisi ruangan yang sudah berbeda dan yang masih sama saat ia bekerja.

Setelah semua pertanyaan terjawab kami berpamitan untuk kembali melakukan aktivitas masing-masing. Menuju parkiran bertemu dengan pegawai kantor Pos yang level atas sampai bawah menyapanya dengan inisial “Pak D” dulunya saya pikir panggilan Pakde ini adalah penghormatan padanya karena lebih tua. Ternyata bukan Pak D adalah singkatan dari Darmawan, ya beliau memang seorang yang men-Darma-kan hidupnya untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan. Walau pensiun dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Operasional PT Post Property Indonesia, ia tetap Darmawan yang sederhana yang menyapa dengan lembut satpam, tukang parkir dan tukang sate di pelataran yang konon katanya langganan beliau.

Produktif menulis buku ilmiah maupun populer, jurnal dan pengabdian kepada masyarakat di Universitas Bung Karno Program Studi Arsitektur tempat ia berhikmah di jalan pendidikan.  beliau adalah salah satu peletak dasar spirit pelestarian di UBK. Bagi dia menggali Arsitektur Nusantara adalah tindakan pelestarian itu sendiri. Sebab itu upaya untuk menyelaraskan dengan proses belajar mengajar dilakukan dengan sangat menyenangkan dengan mengunjungi objek-objek bahasan “wisata pengetahuan” dengan serius tapi santai.

Penganugerahan tanda kehormatan Satya Lencana Wira Karya oleh Presiden Joko Widodo atas jasa beliau, berperan aktif dalam program konservasi dan revitalisasi bangunan Kantor Pos Bersejarah Indonesia di Jakarta, Kantor Pos Bandung, Semarang, Pekalongan, Tegal, Yogyakarta melalui kegiatan dokumentasi, penerbitan buku, dan publikasi ilmiah akademis sehingga memberikan kontribusi bagi konservasi arsitektur dan pelestarian bangunan bersejarah di Indonesia. Merupakan bukti nyata dari perhatian beliau yang serius terhadap gerakan pelestarian dan beliau layak untuk mendapatkan penghargaan itu.

“Mas saya diajak untuk pameran bersama karya-karya sketsa saya” selain menulis hobi unik yang sudah jarang di zaman ini adalah beliau juga pecinta sketsa dan wayang dengan komunitas nya sendiri dan dengan cerita-cerita baru lainnya yang bagi saya luar biasa ia tekuni dengan serius di tengah geliat modernisasi kehidupan perkotaan

Menulis catatan kecil tentang Pak D dan spirit Pelestarian, sepenggal ceritera kegiatan bersama saya lakukan sebagai latihan untuk merawat ingatan saya, walau rasanya masih banyak yang terlewatkan dan belum tersampaikan dengan utuh tentang seorang Dr Ir Sudarmawan Juwono MT. Akan tetapi, paling tidak dapat menginspirasi saya untuk terus belajar.

Bukit Duri,18 Februari 2023

  

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun