Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adanya Isu Pelajaran Agama Mau Ditiadakan karena "Kemalasan"

6 Juli 2019   07:05 Diperbarui: 6 Juli 2019   08:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Aa Fajar

Diperkuat kembali pada bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional :

"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang BERIMAN dan BERTAKWA kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".

Begitulah segelintir perundangan yang mungkin tidak diketahui oleh si penyebar isu menghapus pelajaran agama, Undang-undang tersebutlah yang menjamin dan melindungi keberlangsungan pelajaran agama untuk setiap warga negara Indonesia.

Tidak mungkin pelajaran agama ditiadakan,  apalagi pada pendidikan anak usia dini (PAUD). Karena dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tentang Kurikulum PAUD dan Nomor 137 tentang standar PAUD disebutkan salahsatu aspek perkembangan yang dimiliki anak, dan harus dikembangkan oleh pendidik adalah aspek perkembangan agama dan moral.

Keberadaan aspek perkembangan atau kecerdasan agama dan moral pada diri anak, dan manusia secara keseluruhan, telah didukung oleh banyak riset ilmiah. Salahsatunya oleh ilmuwan terkenal yaitu Howard Gardner dengan teori Multiple Inteligence nya mengungkapkan risetnya bahwa adanya kecerdasan Spiritual pada diri manusia yang harus dikembangkan.

Jadi isu penghapusan pelajaran agama adalah isu yang tidak mendasar. Isu tersebut ada karena "malasnya" mencari kebenaran sebuah berita. Isu tersebut merupakan perkembangan dari pernyataan Setyono Djuandi Darmono yang diucapkan nya pada saat bedah buku nya, dan pernyataan tersebut juga telah diklarifikasi kembali oleh yang bersangkutan.

Dari pernyataannya terlihat, Setyono lupa dengan pendidikan toleransi. Dan menurut saya yang harus dibenahi adalah para politikus, penyelnggara dan pengawas demokrasi seperti kpu dan bawaslu, dan pejabat yang menjabat melalui pemilu. Bukan pelajaran agamanya. Ahhh, sudahlah, khawatir tulisan ini jadi kepanjangan, kasihan pembaca pemula, apalagi yang "malas" membaca. hehehe

Apa pernyataan beliau, dan apa klarifikasi beliau?. Yuuu, kita biasakan cek n ricek, membaca, dan memahami tulisan atau informasi!, untuk itu silakan manfaatkan gawai masing-masing bukan hanya untuk berselancar didunia maya, tetapi gunakan juga untuk berselancar mencari ilmu dan kebenaran informasi.

Wallahu'alam

(Aa Fajar, Guru TK Islam PB Soedirman Cijantung Jakarta Timur)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun