Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerobak di Seberang Pemakaman Umum

21 Desember 2020   09:16 Diperbarui: 31 Januari 2021   18:46 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo credit: Hashim Punappalla via istokphoto

Hidup adalah pencarian panjang bihun goreng paling lezat yang akhirnya ditemukan di gerobak seberang pemakaman umum. Hidup adalah tekstur dan rasa yang ditemukan pada tiap porsinya.

Lelaki tua peracik bumbu selalu ramah, tidak seperti orang-orang. Tak ada protes pada rumitnya setiap pesanan yang datang. Tak ada basa-basi meski suasana sedingin embun malam.

Lelaki tua membakarkanku selinting kretek dengan tulus, tidak seperti orang-orang. Pundaknya terlalu sibuk sebagai tempat yang nyaman, tetapi petromaksnya adalah sumber kehangatan di tengah gelap dan nuansa kematian.

Lelaki tua perajang caisim merangkul dengan isyarat, tidak seperti orang-orang. Tak pernah ada selidik tentang asal dan tujuan mereka yang singgah atau lalu-lalang; tentang realitas tanah merah tersembunyi di saku para pengunjung, aroma wangi atau busuk dari entah, kepergian-kepergian yang tercatat di buku harian petugas TPU.

Hidup adalah pencarian panjang yang objeknya justru kerap ditemukan pada peristirahatan terakhir -- ketika raga lebur dengan tanah dan membutuhkan lebih banyak sesajian baik seperti doa

atau bihun goreng paling lezat di gerobak seberang pemakaman umum.

12-21/12/20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun