Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantun Nasihat Berbalas

23 Januari 2016   10:02 Diperbarui: 23 Januari 2016   10:02 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pantun Berbalas...

Long Dol dan Cik Mat orang saudara sepupu, sedari kecil mereka berkawan.
Suatu hari, bersembanglah mereka di beranda rumah. Sambil menikmati kopi dan senampan pisang goreng, bercakap-cakaplah orang dua beradik ini, sampailah berbalas pantun...

Cik Mat: Wahai Bang Long yang budiman, sampaikanlah pada hamba sepatah dua patah kata, petuah nasihat yang ada manfaat dan maslahatnya.

Long Dol: Cik, dengarlah ini...
Ingatlah ingat duhai insan,
Hidup bermarwah kenalah sopan.
Jangan menabur fitnah di lisan,
Hilanglah berkah berkawan syetan.

Cik Mat: Haaa betol tuu, Long...
Ucapan lisan mesti dibina,
Timbangannya akal dan juga hati.
Janganlah mudah saling menghina,
Tersilap kata sengketa juga hindari.

Long Dol: Lawarlah itu Cik, memang di dalam hidup ini...
Mestilah hati-hati menjaga lisan,
Bisanya bagai racun upas.
Jagalah-jaga wahai insan,
Jangan sampai kata salah terlepas.


Cik Mat: Selanjutnya Long, kenalah kita di dalam hidup menjauhi bahaya fitnah, sebab...
Fitnah itu perbuatan nan jahil,
Rusaknya fitnah tiada kesudah.
Orang yang memfitnah bersifat bakhil,
Boleh membawa bahaya musibah.

Long Dol: Tak salah lagi Cik, kerna itu...
Hiduplah berkah karena hikmah,
Karena hikmah mendatangkan hidayah,
Orang beriman-berilmu mestilah bertuah,
Janganlah turutkan fitnah dan amarah.

Cik Mat: Begitulah harusnya Long, yang mesti kita pedomani itu...
Hidup insani kenalah berkasih sayang,
Jangan silang-sengketa didahulukan.
Ilahi Rabbi sungguh Maha Penyayang,
Ingatlah ingat janganlah jahat diturutkan.

Long Dol: Betol Cik, haaa dengar nie...
Bawa penangkin buah bedara,
Bunga melati di dekat perigi.
Biarlah hidup miskin sengsara,
Asalkan budi dijunjung tinggi.

Cik Mat: Ini jawabnya, Long...
Kayuhlah biduk perahu jati,
Membawa hiasan perak suasa.
Eloklah bahasa juga berbudi,
Itulah pertanda orang berbangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun