Pantun Berbalas...
Long Dol dan Cik Mat orang saudara sepupu, sedari kecil mereka berkawan.
Suatu hari, bersembanglah mereka di beranda rumah. Sambil menikmati kopi dan senampan pisang goreng, bercakap-cakaplah orang dua beradik ini, sampailah berbalas pantun...
Cik Mat: Wahai Bang Long yang budiman, sampaikanlah pada hamba sepatah dua patah kata, petuah nasihat yang ada manfaat dan maslahatnya.
Long Dol: Cik, dengarlah ini...
Ingatlah ingat duhai insan,
Hidup bermarwah kenalah sopan.
Jangan menabur fitnah di lisan,
Hilanglah berkah berkawan syetan.
Cik Mat: Haaa betol tuu, Long...
Ucapan lisan mesti dibina,
Timbangannya akal dan juga hati.
Janganlah mudah saling menghina,
Tersilap kata sengketa juga hindari.
Long Dol: Lawarlah itu Cik, memang di dalam hidup ini...
Mestilah hati-hati menjaga lisan,
Bisanya bagai racun upas.
Jagalah-jaga wahai insan,
Jangan sampai kata salah terlepas.
Cik Mat: Selanjutnya Long, kenalah kita di dalam hidup menjauhi bahaya fitnah, sebab...
Fitnah itu perbuatan nan jahil,
Rusaknya fitnah tiada kesudah.
Orang yang memfitnah bersifat bakhil,
Boleh membawa bahaya musibah.
Long Dol: Tak salah lagi Cik, kerna itu...
Hiduplah berkah karena hikmah,
Karena hikmah mendatangkan hidayah,
Orang beriman-berilmu mestilah bertuah,
Janganlah turutkan fitnah dan amarah.
Cik Mat: Begitulah harusnya Long, yang mesti kita pedomani itu...
Hidup insani kenalah berkasih sayang,
Jangan silang-sengketa didahulukan.
Ilahi Rabbi sungguh Maha Penyayang,
Ingatlah ingat janganlah jahat diturutkan.
Long Dol: Betol Cik, haaa dengar nie...
Bawa penangkin buah bedara,
Bunga melati di dekat perigi.
Biarlah hidup miskin sengsara,
Asalkan budi dijunjung tinggi.
Cik Mat: Ini jawabnya, Long...
Kayuhlah biduk perahu jati,
Membawa hiasan perak suasa.
Eloklah bahasa juga berbudi,
Itulah pertanda orang berbangsa.