Mohon tunggu...
Arya Ningtyas
Arya Ningtyas Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa ikhtiar dalam kebaikan-Nya belajar lewat tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisiku Pergi

25 Februari 2014   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keriap waktu tak mampu kenali jejakmu
embun kehilangan beningnya
hujan tinggalkan cerita
ia terus menari di ujung dedaun
sesekali berbisik
puisi ku kini pergi
tak mampu berpaling
hingga kutemui ranum pelangi
sedangkan senja tak kan menghianati malam
shiluetnya menjemput bintang-gemintang
biarkan hujan menjadi lagu
sebagian pecah diatas bebatu
sebagian lagi membuka pejam kuntum-kuntum rasa
senja berlalu mendekap silam
sebab kenangan yang terurai hanya memagut sedih
dan kita hanya bercumbu pada kelebat bayang yang tak nyata
di langit, purnama membagi senyumnya
aku masih mengeja sebaris kata
yang kau tulis selepas senja kemarin
tersenyumlah di perapian kehidupanku
sebab kamu adalah kejora
mengisi ruang kosong yang bernama hati
serupa merjan tasbih teruntai getarkan nurani
mungkin kita harus berjarak
agar tiap detik mengecup anak-anak rindu
dengan segenggam rasa
jangan pernah kau buat menit terasa bisu
jangan pernah kau buat waktu jadi tak berdaya
aku ingin berdua larut dalam pesona mozaik harpa orpheus
maukah…?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun