Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Aku adalah Siang yang Terik

16 Mei 2019   11:15 Diperbarui: 16 Mei 2019   20:02 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Aku adalah siang yang terik.
Seperti kabel-kabel tua yang
menggantung ketika orang-orang
kembali membakar ilalang.

Aku adalah siang yang terik.
Mereka bilang Matahari adalah
jembatan lalu lalang bagi yang
jatuh berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Sebab kakiku adalah waktu
juga segumpal asap yang
mengepul berulang.

Aku adalah siang yang terik.
Meja kayu, buku-buku tua,
bahkan jaring laba-laba di sebelahku
adalah sunyi yang jalang.

Aku adalah siang yang terik.
Besok tubuhku mengalami
perulangan. Sementara hari ini
perempuanku pulang.

Kupang, 16/5/19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun