Disini aku mengingat mereka
Secuil cinta Umbu dan Rambu, Ina juga Ama.
Bila terpaksa. Anggap saja ini adalah segumpal gaduh yang mengaduh pada semesta langit!
Ditengah padang Ayah sibuk mengibiri satu persatu mimpi yang tergadai pada ritual puja memuja Matahari yang membakar siang!
Bukankah kami adalah anak anak Matahari!
Lihat, orang orang tua tetap saja angkuh mewaris kebodohan bumi, lalu mereka berkata kami tak berdosa dan terus berlari menumpah tawa diatas tanah leluhur yang sedang meraung kesakitan!
Mereka bertanya apa gerangan kesakitanmu?
Diatas rerumputan sabana bocah bocah itu segera bernyanyi..
"Ibu ibu air susumu belum kering dalam amarah yang terlanjur jadi darah dan mengalir berupa denyut denyut hidup yang pernah menggairahkan Ayah diatas tempat tidurnya!"
"Ayah, Ayah sudah lama pergi entah kemana, Mereka bilang, Kuda, Babi dan semua Kerbau di kandang adalah Ayah kami"
"Bukankah tubuh manusia kecil ini adalah susah payah ibu yang hampir mati mengeluarkan kepala, kaki dan tangan musim musim keperkasaanmu?"