Mohon tunggu...
Anis Kusumawati
Anis Kusumawati Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya merupakan mahasiswi di salah satu kampus Semarang, yaitu Universitas Negeri Semarang. Program studi saya adalah Biologi semester 7. Hobi saya adalah membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Limbah Jadi Pupuk: Inovasi Biopori Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES di Desa Linggoasri Kabupaten Pekalongan

25 September 2025   05:58 Diperbarui: 25 September 2025   06:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian Materi Biopori oleh Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES (Sumber: dokumentasi pribadi)

Permasalahan sampah menjadi isu lingkungan yang tak kunjung selesai, termasuk di Desa Linggoasri. Dengan jumlah penduduk hampir dua ribu jiwa, desa ini ikut menyumbang volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bojonglarang yang menampung rata-rata 135 ton sampah per hari. Kondisi tersebut menimbulkan keresahan, mengingat sebagian besar sampah berasal dari limbah rumah tangga yang belum terkelola dengan baik.

Melihat persoalan itu, mahasiswa KKN Unnes berinisiatif menghadirkan teknologi biopori. Teknologi ini sebenarnya bukan hal baru, namun penerapannya dinilai efektif untuk mengurai sampah organik, meningkatkan resapan air, sekaligus menghasilkan pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan warga. Program ini secara khusus menyasar ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Linggoasri yang selama ini aktif dalam kegiatan pertanian rumah tangga.

Penyampaian Materi Biopori oleh Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES (Sumber: dokumentasi pribadi)
Penyampaian Materi Biopori oleh Mahasiswa KKN GIAT 12 UNNES (Sumber: dokumentasi pribadi)

Kegiatan dilaksanakan pada 9 Agustus 2025, diawali dengan sosialisasi mengenai dampak penumpukan sampah dan manfaat biopori. Dalam kesempatan itu, para peserta diberikan pemahaman tentang cara membuat lubang biopori, perawatan, hingga manfaat yang bisa dirasakan. Antusiasme warga terlihat jelas ketika mereka terlibat langsung dalam praktik pembuatan biopori di halaman balai desa dan kebun KWT.

Proses Penggalian Lubang Biopori (Sumber: dokumentasi pribadi)
Proses Penggalian Lubang Biopori (Sumber: dokumentasi pribadi)

Proses pembuatan biopori dilakukan dengan menyiapkan pipa paralon yang diberi lubang menggunakan bor, lalu ditanam ke dalam tanah sesuai ukuran. Pipa-pipa tersebut kemudian diisi dengan sampah organik seperti sisa sayur dan buah, yang diselingi dengan tanah dan siraman air cucian beras. Setelah tertutup rapat, biopori dibiarkan bekerja secara alami mengurai sampah menjadi pupuk kompos.

Praktik Pembuatan Biopori (Sumber: dokumentasi pribadi)
Praktik Pembuatan Biopori (Sumber: dokumentasi pribadi)

Hasilnya, sepuluh lubang biopori berhasil dibuat (lima di halaman balai desa dan lima di kebun KWT). Keberadaan biopori ini langsung dimanfaatkan warga untuk membuang sisa makanan yang sebelumnya hanya menumpuk. Dalam jangka panjang, lubang-lubang tersebut diproyeksikan menghasilkan kompos yang bisa digunakan kembali untuk menyuburkan lahan pertanian warga.

Program ini mendapat respon positif dari masyarakat. Selain membantu mengurangi tumpukan sampah, biopori juga memberikan nilai tambah berupa ketersediaan pupuk organik gratis. Bagi petani, hal ini tentu mengurangi biaya produksi sekaligus menjaga kualitas tanah. Lebih jauh, penerapan biopori mendorong terbentuknya budaya baru dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri dan ramah lingkungan.

Dengan langkah sederhana ini, Desa Linggoasri berpotensi menjadi contoh praktik baik dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Teknologi biopori bukan hanya solusi teknis, tetapi juga sarana edukasi yang mampu menumbuhkan kesadaran warga bahwa sampah tidak selamanya menjadi masalah, melainkan bisa menjadi sumber daya bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun