Kehilangan pekerjaan bukan berarti kehilangan sumber penghidupan. Aku yakin ketika kita berikhtiar semaksimal kemampuan kita mengupayakannya, berdo'a sepenuh keyakinan kita bahwa semua do'a akan terkabul, selebihnya serahkan kepada Allah Maha pemilik semua skenario kehidupan. Bukankah jawaban sebuah do'a dan ikhtiar akan menjadi anugerah yang paling indah ketika kita mengikhlaskan sebuah kehilangan?
Benar menurut sebuah ungkapan untuk tidak membuang waktu luang akan bermanfaat ketika kita mendapat kesulitan. Dengan pengetahuan marketing yang aku dapat selama bekerja dan kelas online yang sering aku ikuti di setiap waktu luangku dengan uang tabungan yang ada aku putuskan menjalani bisnis yang sudah dirintis sejak aku menjadi staff keuangan di perusahaan itu. Bermula menjadi Reseller Buku Bisnis dan Inspirasi hingga berkenalan dengan berbagai macam bisnis online lain yang bisa dilakukan di rumah dengan manajemen waktu yang lebih fleksibel. Dengan demikian mempunyai lebih banyak waktu bersama keluarga dan yang pasti Ibu sudah tidak mengkuatirkan aku lagi seperti dulu ketika harus pulang malam atau terkantuk-kantuk di depan komputer karena lembur mengerjakan laporan keuangan setiap akhir tahun seperti ini.
Tak terasa sudah hampir dua tahun aku menjalani kehidupan bukan sebagai karyawan. Mendapatkan penghidupan yang layak dan kenyamanan meskipun tidak mudah meraihnya. Jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi menjadi siklus yang tidak berhenti selama menjalankan bisnis sendiri hingga titik pencapaian hari ini.
Di tengah kesibukanku berbisnis aku kembali menekuni hobbyku melukis dan hari ini launching Gallery Lukisanku dengan Pameran Tunggal koleksi lukisan-lukisan pribadiku.
Kemeriahan launching Gallery Lukisan ini terasa tidak lengkap bila kedua sahabatku tidak hadir, bahagiaku ketika di sudut lain aku melihat Dessy dan Mba Ditta menyempatkan datang.
"Selamat ya Mba, Mba Wita memang hebat. Bangga kenal denganmu sudah punya bisnis sendiri masih menyempatkan melukis."
Aku memeluk kedua sahabatku ini
"Iya Des, aku juga bangga punya Dessy yang belum berubah cerewetnya."
"Ah, Mba Wita aku jadi malu."
"Selamat ya Wit kamu benar memilih Resign saat itu, Proud to you."
"Terima kasih kalian sudah datang, terima kasih sudah menjadi sahabatku"